">

Rabu, 31 Desember 2014

Antara Aceh dan Turki

Turki dan Aceh, Ada Apa?. Acapkali konsep persatuan umat Islam dalam sudut pandang politik selalu dibenturkan dengan ancaman pada negara. Seolah siapa saja yang mendengungkan persatuan umat Islam sedunia itu dianggap anti NKRI dan tidak Pancasilais.

Jumat, 26 Desember 2014

10 Tahun setelah tsunami, Banda Aceh sudah bergeliat

Aceh - Sepuluh tahun sudah berlalu musibah besar gempa dan tsunami di Aceh. Musibah yang telah meluluhlantakkan Aceh dan memakan korban ratusan ribu jiwa, lapangan pekerjaan dan juga infrastruktur mulai bergeliat.

Kini Banda Aceh, kota yang ter

Sabtu, 08 Februari 2014

Kisah Fery Santoro, kamerawan RCTI yang disandera GAM setahun

Selama 365 hari, atau setahun lamanya, dua wartawan Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) menjadi sandera Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Mereka adalah Ersa Siregar sehari-hari sebagai reporter dan Fery Santoro, kamerawan yang menemaninya selama liputan di wilayah konflik.

Zahruddin, Kepala Dinas Bina Marga Aceh Wafat

Foto : Ir. Zahruddin, M.Si sumber : waspada.co.id
Banda Aceh - Innalillahi Wa Inna Ilaihi Raajiun. Tepat setelah magrib Jumat (7/1/2014), Kepala Dinas Bina Marga Aceh, Ir. Zahruddin, M.Si meninggal dunia di RSUZA. Suami Fitrika Mitasuryani, ST. MT, dosen Teknik Sipil bidang Transportasi FT Unsyiah ini berusia 52 tahun.  

Mengenang Ersa Siregar, jurnalis RCTI yang gugur di medan laga

Aceh - Sepuluh tahun sudah, wartawan RCTI Ersa Siregar meninggalkan kita untuk selama-lamanya. Pria kelahiran Brastagi, 4 Desember 1951 tersebut ditemukan tewas saat bertugas sebagai seorang jurnalis, seusai kontak senjata antara pasukan GAM (Gerakan Aceh Merdeka) dengan pasukan

Jumat, 07 Februari 2014

Sumur Minyak Peninggalan Belanda di Aceh Utara

Aceh Utara - Warga Desa Pante, Aceh Utara, menggarap sumur minyak peninggalan zaman pendudukan Belanda. Namun pemerintahan setempat ternyata belum mengetahui keberadaan sumur tersebut hingga Kamis (6/2).

Kamis, 23 Januari 2014

Komplek Makam Keturunan Nabi Muhammad Ditemukan di Aceh Utara

Aceh Utara - Tim Penelitain Central Information for Samudra Pasai Heritage (Cisah) menemukan satu Komplek Makam di Gampong Buket Batee Badan Kecamatan Tanah  Aye, Aceh Utara. Makam tersebut diyakini salah seorang ulama besar asl Iraq, yang memiliki garis keterunan Nabi Muhammad SAW.

Minggu, 12 Januari 2014

Bahasa Arab Jawo berasal dari Aceh

Gambar : http://chaerolriezal.blogspot.com
Bila anda pertama kali mampir di Banda Aceh; secara serempak mata anda akan menyaksikan suatu panorama, yaitu semua papan nama dari bangunan penting seperti toko, kantor dan sekolah tertulis dalam dua macam huruf, yakni Latin dan Arab Melayu. Walaupun dalam

Pelabuhan Baru Sabang Akan Disinggahi Kapal Pesiar Mewah

Banda Aceh - Kapal pesiar MS Artania berbendera Bermuda akan bersandar di pelabuhan baru Sabang pada Rabu (22/1/2014) mendatang. Kapal berbobot 44.656 gross ton  ini akan membawa 1.200 orang wisatawan dan 500 orang awak dari berbagai negara. Demikian kepala pelabuhan BPKS Sabang, Zulkarnaini Abdullah, saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (11/1/2014).

Sabtu, 11 Januari 2014

Museum Tsunami Krisis Dana Operasional dan Perawatan

Museum Tsunami, Punge Blang Cut, Jaya
Baru, Banda Aceh 23116, Indonesia
Banda Aceh - Tiga tahun setelah resmi dioperasikan, Museum Tsunami Aceh kini terbengkalai. Di museum itu sejumlah alat peraga rusak tidak dapat difungsikan dan beberapa koleksi tidak memiliki plang informasi.

Museum Tsunami Aceh diresmikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 23 Februari 2009. Selama dua tahun dilakukan proses koleksi dan pada 8 Mei 2011 museum ini mulai dibuka untuk umum.

Jumat, 10 Januari 2014

Salah Seorang Pendiri Kementerian Luar Negeri RI Wafat

Marty Natalegawa
Jakarta - Jumat, 10 Januari 2014, menjadi hari duka bagi Duta Besar RI untuk Kerajaan Inggris, Hamzah Thayeb. Ayahnya, Teuku M. Hadi Thayeb, meninggal dunia di usia 91 tahun.

Almarhum berpulang di RS MMC, Jakarta Selatan, pukul 08:00 WIB. Menengok ke belakang, pria kelahiran Aceh, 14 September 1922 itu merupakan salah satu pendiri Kementerian Luar Negeri, yang sebelumnya bernama Departemen Luar Negeri RI.

Rabu, 01 Januari 2014

Sejarah Aceh

Aceh (bahasa Belanda: Atchin atau Acheh, bahasa Inggris: Achin, bahasa Perancis: Achen atau Acheh, bahasa Arab: Asyi, bahasa Portugis: Achen atau Achem, Tionghoa: A-tsi atau Ache)[1][2] yang sekarang dikenal sebagai provinsi Aceh diperkirakan memiliki substrat (lapis bawah) dari rumpun bahasa Mon-Khmer [3]dengan pembagian daerah bahasa lai

Jumat, 27 Desember 2013

Nestapa Setelah Sembilan Tahun Bencana Aceh

BANDA ACEH - 26 Desember 2004, tsunami dahsyat meluluhlantakkan pesisir Banda Aceh. Bukan hanya puluhan ribu jiwa tewas dalam bencana itu, penghidupan masyarakat pun hancur terkubur. Jutaan simpati dunia pun hadir, triliunan rupiah bantuan datang. Kini, sembilan tahun berselang, ribuan orang di pesisir Banda Aceh masih berjibaku dengan kerasnya hidup seusai bencana.

Rabu, 25 Desember 2013

Kisah 'Perahu Nabi Nuh' Penyelamat 56 Korban Tsunami di Aceh

Banda Aceh - Pagi itu, Minggu 26 Desember 2004. Jarum jam baru saja menunjukkan pukul 07.30 WIB saat Fauziah bersama buah hatinya yang masih berusia lima bulan berada di dalam rumah. Tiba-tiba bumi bergoyang hebat dan tak lama berselang, anak keduanya yang saat itu sedang berada di pelabuhan lari pulang ke rumah.

"Mak air laut naik, air laut naik," kata anak laki-laki kedua Fauziah kala itu.

Seketika, ia mengambil anaknya yang masih kecil untuk menyelamatkan diri ke rumah tetangga yang berjarak sekitar 30 meter. Rumah itu

Rabu, 13 November 2013

Sejarawan Aceh : Lokasi Penemuan Harta Karun,

 Gampong Pande Adalah Pusat Industri Kerajaan Aceh (Emas, Ukiran, Senjata, Besi Dll)
Sejarawan Aceh : Lokasi Penemuan Harta Karun, Gampong Pande Adalah Pusat Industri Kerajaan Aceh (Emas, Ukiran, Senjata, Besi Dll)

Foto : Peta Kerajaan Aceh Tempo Dulu

Banda Aceh - Penemuan harta karun berisi kepingan emas yang diperkirakan peninggalan zaman kerajaan di Gampong (Desa) Pande, Kecamatan Kutaraja, Banda Aceh, menyedot perhatian warga.

Sejarawan Aceh, Husaini Ibrahim, mengatakan, kawasan penemuan emas itu adalah pusat industri yang memproduksi berbagai kebutuhan Kerajaan Aceh Darussalam.

"Mulai dari mata uang dari emas, batu nisan dengan ukiran-ukiran indah, senjata besi untuk berperang dan berbagai kebutuhan kerajaan lainnya," jelas dosen FKIP Sejarah Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Banda Aceh itu kepada wartawan, Selasa (12/11/2013).

Menurutnya, Gampong Pande dulu juga dikenal sebagai pusat perdagangan karena letaknya sangat strategis di lintasan Selat Malaka dan berada pada puncak kejayaannya pada masa kepemimpinan Sultan Iskandar Muda (1607-1636 M).

"Tapi jauh sebelum itu Gampong Pande sudah terkenal sebagai kawasan industri dan pusat perdagangan yang strategis," sebut alumnus Universitas Sains Malaysia (USM) yang pernah membuat penelitian di Gampong Pande untuk disertasi doktoralnya.
Di kampung tersebut memang banyak ditemukan makam-makam zaman dengan batu nisan ukiran kuno. Salah satu makam yang terkenal dan sudah dipugar adalah Makam Teungku Dikandang dan Makam Putroe Ijo.
Husaini memperkirakan koin-koin yang ditemukan itu merupakan hasil pesanan luar yang belum dikirim para penempa emas yang dulunya banyak terdapat di Gampong Pande. Namun, ada dugaan pula emas itu milik kerajaan yang disimpan setelah diproduksi.

"Ini masih butuh penelitian lebih lanjut," ujarnya.
Sekilas koin-koin emas yang ditemukan warga di muara Krueng (sungai) Doy, Gampong Pande bentuknya persis dengan dirham atau mata uang Aceh masa kerajaan di Museum Aceh. Koin seukuran kancing jas itu di permukaannya bertulis aksara Arab.

Husaini meminta pemerintah segera menyelamatkan sejarah Gampong Pande yang dulu terkenal hingga ke semenanjung negara tetangga. Temuan emas itu dikhawatirkan bisa mendorong warga membongkar makam-makam kuno yang ada, karena diyakini ada emas di bawahnya.
"Saya khawatir kalau tidak segera diselamatkan berbagai peninggalan yang sangat bersejarah di Gampong Pande akan punah," sebutnya
Add caption
13 November 2013

Banda Aceh - Penemuan harta karun berisi kepingan emas yang diperkirakan peninggalan zaman kerajaan di Gampong (Desa) Pande, Kecamatan Kutaraja, Banda Aceh, menyedot perhatian warga.

Sejarawan Aceh, Husaini Ibrahim, mengatakan, kawasan penemuan emas itu adalah pusat industri yang memproduksi berbagai kebutuhan Kerajaan Aceh Darussalam.

Sabtu, 19 Oktober 2013

Sabang, Kisah Pintu Gerbang Perdagangan Silam

https://fbcdn-sphotos-h-a.akamaihd.net/hphotos-ak-prn2/q71/1377507_576381745742567_1779137696_n.jpg
Kenangan Silam Saat Pelabuhan Sabang Berjaya Di Tahun 1980-an
Saat Aceh Berjaya Dan Menjadi Pelopor Pintu Masuk Perdagangan Di Kawasan Sumatra

18 Oktober 2013

SELAMAT datang di Pelabuhan Bebas Sabang. Slogan itu masih terpampang meski status pelabuhan bebas sebenarnya sudah dicabut sejak tahun 1985. Bagi masyarakat dan Pemerintah Kota Sabang, mungkin ini sebuah harapan atau bisa juga sekadar mengenang b

Jumat, 18 Oktober 2013

Raja Raja Aceh Dan Wali Nanggroe Bertemu Di Lamno

18.10.2013 - RAJA RAJA ACEH DAN WALI NANGGROE BERTEMU DI LAMNO

Calang – Raja-raja dari seantero Aceh, Kamis (17/10) kemarin berkumpul di Lamno, Kecamatan Jaya, Aceh Jaya. Mereka menghadiri seumeuleung (upacara menyuapi raja), sebuah tradisi para raja Daya yang berlangsung di makam Poteumeureuhom di Desa Gle Jong, Kecamatan Jaya.

Di antara raja yang hadir kemarin adalah Raja Pidie, Raja Linge, Raja Nagan Raya, Raja Blangpidie, Raja Aceh Selatan, Raja Meulaboh, dan sejumlah raja lainnya di Aceh. Hadir pula Bupati Aceh Jaya, Ir Azhar Abdurrahman dan tokoh masyarakat setempat.

Upacara itu juga dihadiri oleh Pemangku Wali Nanggroe, Malik Mahmud Al-Haytar.  Upacara tersebut merupakan adat memuliakan raja yang dilaksanakan setiap tahun sejak 1480 Masehi. Pelaksanaannya selalu pada hari ketiga Idul Adha.

Ribuan warga membanjiri lokasi tersebut, karena di situ selain dilakukan prosesi seumeuleung juga menjadi lokasi wisata yang sering dikunjungi warga, apalagi dalam suasana Lebaran, sehingga pengunjungnya makin ramai.

Raja Daya, T Saifullah kepada Serambi, Kamis kemarin (17/10) mengatakan, upacara seumeuleung yang dilaksanakan di makam Poteumeuruhom itu perlu dilestarikan karena sarat makna. T Saifullah sendiri merupakan keturunan dari Raja Sultan Alaidin Inayatsyah yang ke-13.

Sementara itu, Pemangku Wali Nanggroe, Malik Mahmud Al-Haytar yang menghadiri upacara seumeuleung mengatakan, ke depan ia akan berupaya  melestarikan semua adat istiadat yang ada di Aceh, baik di tingkat nasional maupun internasional.

Menurutnya, jika Aceh ini berada dalam kondisi aman dan politiknya stabil, maka akan sangat mudah dilakukan pembangunan dan dapat dilestarikan semua adat budaya yang diyakini Malik Mahmud mampu membangkitkan perekonomian masyarakat.

Dalam upacara seumeuleung tersebut, pengawal raja terlebih dulu memeriksa Astaka Diraja. Setelah itu barulah dilakukan penjemputan raja di sebuah balai yang disebut Balee Meunaroi.

Ketika sang Raja memasuki Astaka Diraja, maka raja-raja yang diundang dari berbagai daerah di Aceh melakukan penyambutan dan memberikan hormat kepada Raja Daya dengan mengucapkan Daulat Tuanku.

Setelah itu, dilakukan doa bersama yang dipimpin mufti kerajaan setempat. Setelah selesai pembacaan doa, raja pun memberikan amanat kepada tamu agung dan rakyatnya. Tak lama berselang langsung dihidangkan makanan yang disebut dengan Buet bu ulee. Untuk itu, dua dayang laki-laki langsung memberikan pelayanan kepada sang Raja, hingga menyuapinya. Sementara raja-raja lainnya dan tamu angung dipersilakan mencicipi makanan yang sudah dihidangkan. Di akhir kegiatan tersebut, rombongan secara bersama-sama berziarah ke makam Poteumeureuhom dengan menaiki 99 anak tangga. (c45)


Sumber : Serambi.
Informasi penting lainnya, klik disini --> www.facebook.com/KissTelevisi

KISS TV Kabel Banda Aceh
Twitter : @kisstvkabel

.
18 Oktober 2013
 
Calang – Raja-raja dari seantero Aceh, Kamis (17/10) kemarin berkumpul di Lamno, Kecamatan Jaya, Aceh Jaya. Mereka menghadiri seumeuleung (upacara menyuapi raja), sebuah tradisi para raja Daya yang berlangsung di makam Poteumeureuhom di Desa Gle Jong, Kecamatan Jaya.

Di antara raja yang hadir kemarin adalah Raja Pidie, Raja Linge, Raja Nagan Raya, Raja Blangpidie, Raja Aceh Selatan, Raja Meulaboh, dan sejumlah raja lainnya di Aceh. Hadir pula Bupati Aceh Jaya, Ir Azhar Abdurrahman dan tokoh masyarakat setempat.

Minggu, 13 Oktober 2013

Hari Ulang Tahun Kota Bireuen Ke 14

12.10.2013 - HARI INI ULANG TAHUN KOTA BIREUEN KE 14

Bireuen – Hari ini, Sabtu (12/10/2013), Kabupaten Bireuen genap berusia 14 tahun. Kabupaten ini merupakan daerah tingkat II pemekaran dari Kabupaten Aceh Utara pada 12 Oktober  1999 silam.

Di usia yang masih relatif muda, Bireuen masih menyimpan sejumlah penderitaan bagi masyarakat Bireuen khususnya masyarakat pedalaman. Salah satu potret penderitaan masyarakat pedalaman terlihat di Gampong Glee Putoh, Kecamatan Kuta Blang, Bireuen.

Meskipun Kabupaten Bireuen sudah memasuki usia ke-14, masyarakat Glee Putoh belum merasakan kemajuan yang signifikan. Semenjak Glee Putoh menjadi wilayah pemerintah Bireuen, jalan yang menghubungkan Glee Putoh dengan pusat kecamatan dan beberapa gampong tetangga lainnya hingga saat ini masih belum ada perbaikan.

Abdul Rahman (65), seorang penduduk setempat ketika diwawancara AtjehLINK mengatakan, Gampong Glee putoh bisa dikatakan minim perhatian pemerintah. Semenjak masuk dalam wilayah perintahan Bireuen, jalan Glee Putoh masih seperti tahun 1990-an.

“Jalan Glee Putoh Glee Putoh hingga kini belum di bangun oleh pemerintah sehingga jalan Glee Putoh masih seperti tahun 1990-an,” jelas Abdul Rahman.

Menurutnya, jika pun pemerintah pernah melakukan pengerasan jalan, namun pengerasan itu dilakukan asal jadi sehingga hanya bertahan dua atau tiga bulan saja.

“Jarak Glee Putoh dengan ibukota Kecamatan Kuta Blang hanya satu kilometer, tapi jalan Glee Putoh yang kecil hanya dapat dilalui satu mobil. Kalau ada mobil berlawanan arah maka salah satunya harus masuk ke pekarangan rumah warga,” paparnya lagi.

Abdul Rahman menambahkan, ia sangat prihatin dengan kondisi jalan dikala Glee putoh diguyur hujan yang menyebabkan jalan Glee Putoh berlumpur dan susah dilalui warga untuk mengankut hasil panen ke ibukota kecamatan.

“Jika hujan turun, jalan Glee putoh berlumpur dan sulit kita lalui,” keluh Abdul Rahman.

“Saya berharap, pemerintah Bireuen bisa mendengarkan cerita duka masyarakat Glee Putoh di hari jadi Kabupaten Bireuen ini, sehingga jalan kami bisa segera dibangun,” pinta Abdull Rahman seraya menambahkan tidak ada guna Glee Putoh dicap sebagai sarang GAM oleh TNI/POLRI pada masa konflik jika pembangun Glee Putoh masih minin. (AH)


Sumber : Atjeh LINK.
Informasi penting lainnya, klik disini --> www.facebook.com/KissTelevisi

KISS TV Kabel Banda Aceh
Twitter : @kisstvkabel

.
13 Oktober 013
 
Bireuen – Hari Sabtu (12/10/2013), Kabupaten Bireuen genap berusia 14 tahun. Kabupaten ini merupakan daerah tingkat II pemekaran dari Kabupaten Aceh Utara pada 12 Oktober 1999 silam.

Di usia yang masih relatif muda, Bireuen masih menyimpan sejumlah penderitaan bagi masyarakat Bireuen khususnya masyarakat pedalaman. Salah satu potret penderitaan masyarakat pedalaman terlihat di Gampong Glee Putoh, Kecamatan Kuta Blang, Bireuen.

Rabu, 09 Oktober 2013

Di Luar Negeri, Aceh Lebih Dikenal Dibandingkan Dengan Indonesia

DI LUAR NEGERI, ACEH LEBIH DIKENAL DIBANDINGKAN DENGAN INDONESIA

* Catatan Mantan Gubernur Aceh, DR. Drh. Irwandi Yusuf Saat Di Hongaria.

Ada sedikit pengalaman menarik. Tp sedikit agak narsis krn faktor kebetulan. Yg tdk suka, dihapus saja.

BANDA ACEH Dua hari yang lalu saya duduk2 dalam sebuah kafe di pusat kota Budapest, Hongaria. Saya ngobrol2 dengan penduduk setempat mengenai berbagai hal. Kemudian mereka bertanya, "Anda datang dari mana?", maka saya jawab lah saya datang dari Indonesia. Hanya dua orang yg tau dimana Indonesia. Untuk menjelaskan dimana Indonesia, saya pun mengatakan "Tsunami". Serentak mereka mengangguk tanda sudah tahu, dan hampir setengah berteriak mereka mengatakan, "Yesss, Aceh!!! Aceh is now governed by Rebel Governor, he is very famous in Europe, he was frequently on European news tvs few years ago (Aceh sekarang dipimpin oleh Gubernur Pemberontak, dia sangat terkenal di Eropa, dia sering muncul dlm berita di tv2 Eropa beberapa tahun lalu.

Dalam hati saya menebak, memang hebat Dr. Zaini, kan dia pernah tinggal di Eropa dan rupanya namanya terkenal sampai ke Eropa bagian timur. Ini top banget. Lalu, saya secara spontan bilang kepada mereka, "Yes, that is Dr. Zaini Abdullah. He used to live in Sweeden". Tapi kata2 saya tersebut justeru bikin mereka agak bingung.

"We never heard that name. Maybe, not that one" (kami tdk pernah dengar nama itu, mgkn bukan itu). Terus ada seorang yang lain yg dari tadi coba mengingat2 nama, nyeletuk: "Ivansky..... Ivansky....." Dalam hati saya ini sepertinya nama saya tapi dalam logat mereka. Pak Nasrun (Presdir Bandung Pilot Academy) berbisik pada saya, "Bos, yg mereka maksudkan Bapak tapi mereka tidak tau orangnya ada disini".

Pak Nasrun nimbrung, "Gentlemen, is his name Irwandi Yusuf?" Saya kontan menginjak kaki Pak Nasrun di bawah meja agar tidak membocorkan bahwa saya ada bersama mereka. Orang2 tsb mengatakan, "Yes... Yes.... That name. You are right. He is a tuff guy." (Ya... Ya.... Nama itu. Kamu benar. Dia keras), mengkonfirm kata2 Pak Nasrun.

Wah....... Kuping saya kontan naik sebelah. Kami pun berpamitan tanpa mereka mengetahui bahwa mereka tadi sedang duduk bersama Irwandi Yusuf. Ternyata, walau dihina di negeri sendiri, tapi tidak diejek di negeri orang. Malam itu, mungkin saya tertidur dalam keadaan tersenyum. Manusiawi, bukan? Bhw kita senang kalau orang lain senang dengan kita. * Catatan Mantan Gubernur Aceh, DR. Drh. Irwandi Yusuf Saat Di Hongaria.
09 Oktober 2013
Ada sedikit pengalaman menarik. Tp sedikit agak narsis krn faktor kebetulan. Yg tdk suka, dihapus saja.

BANDA ACEH Dua hari yang lalu saya duduk2 dalam sebuah kafe di pusat kota Budapest, Hongaria. Saya ngobrol2 dengan penduduk setempat mengenai berbagai hal. Kemudian mereka bertanya, "Anda datang dari mana?", maka saya jawab lah saya datang dari Indonesia. Hanya dua orang yg tau dimana Indonesia. 

Rabu, 11 September 2013

Jasa Aceh yang terlupakan.

* Peranana Aceh Dikaburkan Dalam Sejarah Republik. Ini Bukan Rasis Melainkan Jeritan hati Rakyat Aceh

1. Ketika wilayah Indonesia hampir dikuasai seluruhnya oleh Belanda saat perang kemerdekaan, Acehlah yang menjadi donatur bagi Indonesia. Aceh mendanai kegiatan-kegiatan duta dan perwakilan RI ke luar negeri, juga membiayai perwakilan PBB.
Contact Us About Us Privacy Help Redaksi Info Iklan F A Q