">

Sabtu, 07 Maret 2020

Putra Abu Mudi Isi Kutbah Di Mesjid T.Ahmad Syah Bugeng Kecamatan Peudada-Bireuen.

Peudada. Hari Jum'at Merupakan Salah Satu Hari Yang Dimuliakan Oleh Allah.Di Wajibkan Kepada Laki-Laki Untuk Menunaikan Shalat Jum'at. Tgk Muhammad Thaifur Isi Khatib Jum'at di Mesjid T.Ahmat Syah Bugeng.Putra Ulama Karismati Aceh (Abu Mudi) Ini Menyampaikan Tentang Kelebihan Kita Beribadah di Bulan Rajab.
Bulan Rajab 2020 minggu pertama, baca doa ini di saat khatib duduk antara 2 khutbah Shalat Jumat.

Bulan Rajab 2020 saat ini kita telah memasuki beberapa hari bulanRajab 1441 H.

Bulan Rajab dikategorikan sebagai bulan mulia dan terdapat banyak amalan yang dapat dilakukan sebagai ladang pahala umat muslim.


Jumat, 07 Oktober 2016

Sebut Al-Quran Bohongi Umat Islam, FUI: Ahok Itu Abu Jahal Abad 21

Ummat Islam dikejutkan dengan sebuah video pernyataan Gubernur petahana DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang menjadi viral di media sosial.

Dalam video berdurasi 31 detik tersebut tersebut Ahok mengeluarkan pernyataan kontroversi. Menurut informasi, Ahok mengeluarkan statemen itu saat melakukan kunjungan kerja ke Kepulauan Seribu akhir September 2016 silam. (Baca : Dihadapan Warga Kepulauan Seribu, Ahok Sebut Al-Qur'an Sebagai Kitab yang Membodohi Umat Islam)

Ahok mengatakan bahwa umat Islam telah dibohongi oleh Surat Al-Maidah ayat 51. Pernyataan Ahok itu menuai kecama banyak pihak.

Sekretaris Jenderal Forum Umat Islam (FUI), Ustadz Muhammad Al-Khaththath, mengatakan bahwa sikap Ahok serupa dengan tokoh kafir Quraisy, Abu Jahal abad 21.

Alasannya, pada zaman Nabi ada sosok orang pintar bernama Umar bin Hisyam, dia dianggap pintar karena selalu menjadi rujukan masyarakat dalam menyelesaikan persoalan. Tak pelak, gelar Abul Hakam atau Bapak Kebijaksanaan disematkan kedirinya.

Namun, begitu Islam datang, Abul Hakam menolaknya sampai mati dalam kekafiran, Nabi kemudian menggelari dia sebagai Abu jahal, artinya bapak kebodohan.

"Nah kalau sekarang Ahok menolak Islam, bahkan mengatakan dibodohi surat al-Maidah, maka bolehlah Ahok dapat gelar Abu Jahal abad 21. Jadi Ahok sama dengan Abu Jahal," tegas Ustadz Al-Khaththath kepada Voa-Islam, Kamis (6/10/2016).

Ustadz Al-Khaththath menegaskan bahwa bukan ayat al-Quran yang membodohi umat Islam. Tapi, justru Ahok sendiri yang coba-coba membodohi umat Islam. Dia pun meminta umat Islam agar berhati-hati dengan Ahok, sebab bila Ahok memenangkan kembali posisi Gubernur pelecehan terhadap Islam akan terus berulang.

"Harus diwaspadai kalau Ahok menang dalam Pilgub, bacotnya tidak akan berhenti menistakan Al-Quran, tidak hanya ayat 51 dari surat Al Maidah, dia akan terus menerus membacot ayat-ayat lain," lontarnya.[www.tribunislam.com

Jumat, 06 Mei 2016

Perlunya Ulama Berpolitik

Belakangan ini banyak kita dengar humor-humor di masyarakat tentang Ulama yang berpolitik, sebagian ada yang mendukung dan setuju dan sebagian lagi ada yang tdak setuju dan menentang.
Bagi yang setuju mendukung mereka berpendapat tanpa masuk kedalam politik maka Ulama kecil kemungkinan bisa membuat perbaikan dalam pemerintahan, dan bagi mereka yang berpendapat bahwa Ulama jangan masuk kedalam jalur politik mereka khawatir nanti Ulama akan kena imbas dari politik yang sekarang kita maklumi bersama jauh dari norma-norma agama.
Kedua pendapat tersebut ada benarnya dan keduanya bisa diterima.
Dalam hal ini menurut pengamatan penulis kenapa Ulama perlu masuk dalam Ranah Politik, yang pertama karena Ulama mengetahui posisi mereka sebagai lampu bagi Ummat yang dengan ilmu yang Allah SWT anugrahkan kepada Ulama maka menjadikan tanggung jawab mereka kepada ummat jauh lebih berat daripada kita yang awam maka mereka punya tanggung jawab memimpin dan mendidik ummat kepada jalan agama dan menengah ummat daripada kemaksiatan yang tanggung jawab tersebut akan Allah minta pertanggungjawabannya kelak maka dari itu mereka wajib bersikap dan membuat kebijakan supaya terlepas daripada tanggungjawabnya. Yang kedua, Dizaman sekarang yang sama-sama kita saksikan bahwa kemerosotan moral dan etika telah menjamur didalam masyarakat dimana masyarakat seperti kehilangan jati dirinya sebagai ummat yang beragama, apalagi kalau kita lihat generasi muda-mudi kita yang sudah yang pergaulannya sudah jauh dari norma-norma agama, dimana keluarga kadang tidak sanggup lagi mengotrolnya disebapkan gejelok lingkungan dan pergaulannya, maka dari diperlukan sosok ulama yang mewarnai masyarakat tersebut untuk bisa membuat perubahan.
Selama ini Fungsi Ulama cuma sebagai penasehat dipemerintahan yang tidak punya kekuatan karena mereka berada diluar pemerintahan sehingga dikala ada persoalan ummat yang mau ulama ambil kebijakan tidak dapat terlaksana dengan sempurna karena ulama cuma sebagai penonton,pemerintah yang pemainnya dan petuah Ulama yang selalu ulama utarakan kepada pemerintah banyak yang tidak terealisasikan dikarenakan pemerintah kita sekarang yang dikendalikan oleh para mafia dan pengusaha yang notabene mereka mencari keuntungan dalam pemerintahan karena mindsite mereka adalah Bisnis tanpa menghiraukan norma-norma agama, mereka mencari keutungan dengan berbagai cara yang intinya apa yang mereka tabur dulu harus mereka tua dengan istilah lain dalam politik "No Free Lunch" sehingga masyarakatlah yang akhirnya terkorbankan karena nafsu mereka.
Mengingat hal yang demikian maka beberapa Ulama dan tokoh-tokoh masyarakat Bireue beberapa hari yang lalu melakukan musyawarah dan mufakat untuk kemashlahatan Agam dan Masyarakat, mereka berniat untuk mengusung salah satu calon untuk Bupati kita di Bireuen priode 2017-2022 dimana pilihan mereka jatuh kepada Sosok ulama yang berkarisma yang tidak asing lagi ditelinga kita yaitu Tgk. H. Muhammad yusuf bin wahab atau yang kita kenal dengan panggilan Ayah Sop atau TuSop.
Kenapa pilihan mereka jatuh kepada Ayah Sop karen melihat Kemampuan Ayah Sop yang Insya Allah mampu mengurus persoalan ummat yang sekarang lagi sakit dalam berbagai aspek. Dan Ayah Sop juga seorang Ulama yang dengan kehadiran ayah sop dikancah politik para Ulama Tetua kita menintip amanah untuk Ayah Sop laksanakan demi terciptanya Masyarakat yang beragama,beradapa dan sejatra demi Bireuen Tercinta, apalagi menurut kabar yang kami dengar Bireuen kedepana diwacanakan akan dijadikan sebagai kota SANTRI dan Insya Allah ini akan menjadi model bagi Aceh dan Indonesia Yaitu Bireuen kota santri pertama yang dipimpin oleh Ulama.
Maka dari itu kewajiban kita masyarakat untuk memilih pemimpin yang mampu membawa perubahan untuk agama dan negara yaitu dari kalangan ulama kerena ini merupakan satu-satunya cara merebut politik dari orang jahil dan memberikan politik kepada Ulama kerna tanpa masuk dalam politik maka kecil sekali kemungkinan Ulama dapat membuat kebijakan dalam pemerintahan yang mensejahtrakan ummat dan agama....

Rabu, 31 Desember 2014

Kapolda Aceh Dukung Larangan Perayaan Tahun Baru

Banda Aceh - Kapolda Aceh Irjen Pol Husein Hamidi mendukung sepenuhnya larangan perayaan menyambut tahun baru bagi warga muslim di Kota Banda Aceh.

Selasa, 30 Desember 2014

Korupsi dalam Pandangan Islam

Menengok keadaan saat ini, betapa banyak orang yang melakukan perbuatan yang amat tercela ini. Bahkan hampir kita dapati dalam semua lapisan masyarakat, dari masyarakat yang paling bawah, menengah sampai kalangan atas. Khalayak pun kemudian menggolongkan para pelaku korupsi ini menjadi berkelas-kelas. Mulai koruptor kelas teri sampai kelas kakap.

Sabtu, 27 Desember 2014

Perayaan Natal di Aceh Berlangsung Damai

Banda Aceh - Perayaan Natal di Banda Aceh berlangsung kondusif dan damai, meski mayoritas penduduknya penganut agama Islam dan ada pemberlakuan Syariat Islam.

Di Banda Aceh, Misa Natal berlangsung di 4 gereja yang ada yaitu Gereja Metodis, Gereja Pro

Top 5 News

Contact Us About Us Privacy Help Redaksi Info Iklan F A Q