13 Oktober 013
Bireuen – Hari Sabtu (12/10/2013), Kabupaten Bireuen genap berusia
14 tahun. Kabupaten ini merupakan daerah tingkat II pemekaran dari
Kabupaten Aceh Utara pada 12 Oktober 1999 silam.
Di usia yang
masih relatif muda, Bireuen masih menyimpan sejumlah penderitaan bagi
masyarakat Bireuen khususnya masyarakat pedalaman. Salah satu potret
penderitaan masyarakat pedalaman terlihat di Gampong Glee Putoh,
Kecamatan Kuta Blang, Bireuen.
Meskipun Kabupaten Bireuen sudah memasuki usia ke-14, masyarakat Glee
Putoh belum merasakan kemajuan yang signifikan. Semenjak Glee Putoh
menjadi wilayah pemerintah Bireuen, jalan yang menghubungkan Glee Putoh
dengan pusat kecamatan dan beberapa gampong tetangga lainnya hingga saat
ini masih belum ada perbaikan.
Abdul Rahman (65), seorang
penduduk setempat ketika diwawancara AtjehLINK mengatakan, Gampong Glee
putoh bisa dikatakan minim perhatian pemerintah. Semenjak masuk dalam
wilayah perintahan Bireuen, jalan Glee Putoh masih seperti tahun
1990-an.
“Jalan Glee Putoh Glee Putoh hingga kini belum di
bangun oleh pemerintah sehingga jalan Glee Putoh masih seperti tahun
1990-an,” jelas Abdul Rahman.
Menurutnya, jika pun pemerintah
pernah melakukan pengerasan jalan, namun pengerasan itu dilakukan asal
jadi sehingga hanya bertahan dua atau tiga bulan saja.
“Jarak
Glee Putoh dengan ibukota Kecamatan Kuta Blang hanya satu kilometer,
tapi jalan Glee Putoh yang kecil hanya dapat dilalui satu mobil. Kalau
ada mobil berlawanan arah maka salah satunya harus masuk ke pekarangan
rumah warga,” paparnya lagi.
Abdul Rahman menambahkan, ia
sangat prihatin dengan kondisi jalan dikala Glee putoh diguyur hujan
yang menyebabkan jalan Glee Putoh berlumpur dan susah dilalui warga
untuk mengankut hasil panen ke ibukota kecamatan.
“Jika hujan turun, jalan Glee putoh berlumpur dan sulit kita lalui,” keluh Abdul Rahman.
“Saya berharap, pemerintah Bireuen bisa mendengarkan cerita duka
masyarakat Glee Putoh di hari jadi Kabupaten Bireuen ini, sehingga jalan
kami bisa segera dibangun,” pinta Abdull Rahman seraya menambahkan
tidak ada guna Glee Putoh dicap sebagai sarang GAM oleh TNI/POLRI pada
masa konflik jika pembangun Glee Putoh masih minin.
Sumber : Atjeh LINK.
Di usia yang masih relatif muda, Bireuen masih menyimpan sejumlah penderitaan bagi masyarakat Bireuen khususnya masyarakat pedalaman. Salah satu potret penderitaan masyarakat pedalaman terlihat di Gampong Glee Putoh, Kecamatan Kuta Blang, Bireuen.
Meskipun Kabupaten Bireuen sudah memasuki usia ke-14, masyarakat Glee Putoh belum merasakan kemajuan yang signifikan. Semenjak Glee Putoh menjadi wilayah pemerintah Bireuen, jalan yang menghubungkan Glee Putoh dengan pusat kecamatan dan beberapa gampong tetangga lainnya hingga saat ini masih belum ada perbaikan.
Abdul Rahman (65), seorang penduduk setempat ketika diwawancara AtjehLINK mengatakan, Gampong Glee putoh bisa dikatakan minim perhatian pemerintah. Semenjak masuk dalam wilayah perintahan Bireuen, jalan Glee Putoh masih seperti tahun 1990-an.
“Jalan Glee Putoh Glee Putoh hingga kini belum di bangun oleh pemerintah sehingga jalan Glee Putoh masih seperti tahun 1990-an,” jelas Abdul Rahman.
Menurutnya, jika pun pemerintah pernah melakukan pengerasan jalan, namun pengerasan itu dilakukan asal jadi sehingga hanya bertahan dua atau tiga bulan saja.
“Jarak Glee Putoh dengan ibukota Kecamatan Kuta Blang hanya satu kilometer, tapi jalan Glee Putoh yang kecil hanya dapat dilalui satu mobil. Kalau ada mobil berlawanan arah maka salah satunya harus masuk ke pekarangan rumah warga,” paparnya lagi.
Abdul Rahman menambahkan, ia sangat prihatin dengan kondisi jalan dikala Glee putoh diguyur hujan yang menyebabkan jalan Glee Putoh berlumpur dan susah dilalui warga untuk mengankut hasil panen ke ibukota kecamatan.
“Jika hujan turun, jalan Glee putoh berlumpur dan sulit kita lalui,” keluh Abdul Rahman.
“Saya berharap, pemerintah Bireuen bisa mendengarkan cerita duka masyarakat Glee Putoh di hari jadi Kabupaten Bireuen ini, sehingga jalan kami bisa segera dibangun,” pinta Abdull Rahman seraya menambahkan tidak ada guna Glee Putoh dicap sebagai sarang GAM oleh TNI/POLRI pada masa konflik jika pembangun Glee Putoh masih minin.
Sumber : Atjeh LINK.