29 Agustus 2013
Langsa - Kepala Dinas Syariat Islam Kota Langsa, Drs H Ibrahim Latif
yang dimintai tanggapannya terkait laporan Keuchik Karang Anyar kepada
polisi mengatakan, apa yang dilaporkan itu merupakan upaya
memutarbalikkan fakta yang sebenarnya. “Jelas sekali saya menerima
pukulan dari preman yang tengah mabuk-mabukan di atas panggung hiburan
keyboard,” kata Ibrahim Latif menjawab Serambi, Rabu kemarin (28/8).
Ibrahim menceritakan, ketika berada di Gampong Karang Anyar malam itu,
ia bersama dua petugas WH langsung naik ke panggung membubarkan hiburan
keyboard. Namun, saat akan turun, lampu dimatikan dan ia bersama dua
petugas WH diserang membabi buta. “Jadi sangat tidak benar jika saya
tidak dikeroyok,” tegasnya.
Ibrahim Latif mengatakan, saat bergerak ke lokasi ia telah menghubungi
Keuchik Karang Anyar, tapi HP-nya tidak diangkat. Bahkan, setelah ia
dipukuli pun keuchik tidak ke luar dari rumahnya. “Laporan masyarakat
acara keyboard itu di depan rumah keuchik. Yang memodali acara itu
adalah istri kepala dusun di situ,” ungkap Ibrahim Latif.
Ibrahim menambahkan, pagi hari setelah malam kejadian, Keuchik Karang
Anyar bersama perangkat desa mendatangi kantornya. “Di kantor dia
mengakui kalau saya dipukuli dan dia (keuchik) minta maaf,” kata Ibrahim
Latif yang mengaku heran karena tiba-tiba Keuchik Karang Anyar membuat
laporan berbeda. “Ada banyak orang yang melihat saya diserang, dipukuli,
dan dilempari. Harusnya jangan ada upaya memutarbalikkan fakta,”
demikian Ibrahim Latif.
Sumber :91.8 KISS FM Aceh
29 Agustus 2013
Langsa - Kepala Dinas Syariat Islam Kota Langsa, Drs H Ibrahim Latif
yang dimintai tanggapannya terkait laporan Keuchik Karang Anyar kepada
polisi mengatakan, apa yang dilaporkan itu merupakan upaya
memutarbalikkan fakta yang sebenarnya. “Jelas sekali saya menerima
pukulan dari preman yang tengah mabuk-mabukan di atas panggung hiburan
keyboard,” kata Ibrahim Latif menjawab Serambi, Rabu kemarin (28/8).
Ibrahim menceritakan, ketika berada di Gampong Karang Anyar malam itu, ia bersama dua petugas WH langsung naik ke panggung membubarkan hiburan keyboard. Namun, saat akan turun, lampu dimatikan dan ia bersama dua petugas WH diserang membabi buta. “Jadi sangat tidak benar jika saya tidak dikeroyok,” tegasnya.
Ibrahim Latif mengatakan, saat bergerak ke lokasi ia telah menghubungi Keuchik Karang Anyar, tapi HP-nya tidak diangkat. Bahkan, setelah ia dipukuli pun keuchik tidak ke luar dari rumahnya. “Laporan masyarakat acara keyboard itu di depan rumah keuchik. Yang memodali acara itu adalah istri kepala dusun di situ,” ungkap Ibrahim Latif.
Ibrahim menambahkan, pagi hari setelah malam kejadian, Keuchik Karang Anyar bersama perangkat desa mendatangi kantornya. “Di kantor dia mengakui kalau saya dipukuli dan dia (keuchik) minta maaf,” kata Ibrahim Latif yang mengaku heran karena tiba-tiba Keuchik Karang Anyar membuat laporan berbeda. “Ada banyak orang yang melihat saya diserang, dipukuli, dan dilempari. Harusnya jangan ada upaya memutarbalikkan fakta,” demikian Ibrahim Latif.
Ibrahim menceritakan, ketika berada di Gampong Karang Anyar malam itu, ia bersama dua petugas WH langsung naik ke panggung membubarkan hiburan keyboard. Namun, saat akan turun, lampu dimatikan dan ia bersama dua petugas WH diserang membabi buta. “Jadi sangat tidak benar jika saya tidak dikeroyok,” tegasnya.
Ibrahim Latif mengatakan, saat bergerak ke lokasi ia telah menghubungi Keuchik Karang Anyar, tapi HP-nya tidak diangkat. Bahkan, setelah ia dipukuli pun keuchik tidak ke luar dari rumahnya. “Laporan masyarakat acara keyboard itu di depan rumah keuchik. Yang memodali acara itu adalah istri kepala dusun di situ,” ungkap Ibrahim Latif.
Ibrahim menambahkan, pagi hari setelah malam kejadian, Keuchik Karang Anyar bersama perangkat desa mendatangi kantornya. “Di kantor dia mengakui kalau saya dipukuli dan dia (keuchik) minta maaf,” kata Ibrahim Latif yang mengaku heran karena tiba-tiba Keuchik Karang Anyar membuat laporan berbeda. “Ada banyak orang yang melihat saya diserang, dipukuli, dan dilempari. Harusnya jangan ada upaya memutarbalikkan fakta,” demikian Ibrahim Latif.
Sumber :91.8 KISS FM Aceh
">









