* Moharriadi juga mendorong partisipasi publik dalam percepatan membangun di Aceh
dan menumbuhkan kepercayaan terhadap wakil rakyat agar semua yang
dilakukan di parlemen memuaskan.
Meningkat atau rendahnya pembangunan Aceh baik di tingkat provinsi maupun di
kabupaten/kota kedepan sangat ditentukan kualitas para Calon Legislatif
(Caleg) yang akan menduduki kursi di parlemen.
"Oleh karena itu kami mengajak semua masyarakat Aceh memilih wakil-wakil
yang berkualitas yang bisa mempertanggungjawabkan di parlemen
nantinya," kata Wakil Ketua DPW Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Aceh,
Moharriadi pada diskusi Kaukus Pemuda Aceh Peduli Parlemen di Ring Road
C0ffe Banda Aceh, Minggu 2 Maret 2014.
Moharriadi juga mendorong partisipasi publik dalam percepatan
membangun di Aceh dan menumbuhkan kepercayaan terhadap wakil rakyat agar
semua yang dilakukan di parlemen memuaskan.
Katanya lagi, bagi caleg juga harus berani diuji publik dan dievaluasi
masyarakat. "Saya yakin semua partai punya platform yang mulia, maka
partai juga harus bisa diuji publik, kalau ini berjalan, inilah
pengawasan dari rakyat," ujar Moharriadi.
Diskusi juga dihadiri Ketua 1 Partai Nasional Aceh (PNA), Tarmizi. Ia
menyebutkan ada tiga hal yang berkaitan dengan pembangunan di Aceh.
Pertama anggaran harus sesuai kebutuhan pembangunan, yang kedua
pengawasan.
Menurutnya selama ini ada persoalan dalam pengawasan pembangunan,
masyarakat sulit membedakan antara pengawasan inspektorat dan pengawasan
dari DPR Aceh itu sendiri.
"Selama ini pegawasan di parlemen sangat lemah, DPR Aceh sibuk dengan
dana aspirasi, ini akan memperlambat proses pembangunan,"kata Tarmizi.
Yang ketiga menurut Tarmizi, regulasi atau qanun perlu dipertegas di
parlemen. Ke depan setiap partai harus mampu melihat berapa orang di
parlemen yang memang ahli dalam membuat qanun.
Hal senada juga diutarakan, Wakil ketua Partai Hati Nurani (Hanura)
Aceh, Hasbi Badai, yang mengatakan di Parlemen Aceh mesti diisi oleh
orang-orang cerdas dan bermutu. Katanya, di Aceh banyak orang-orang
pintar, buktinya bayak terobosan yang diadopsi pusat dari Aceh, seperti
calon independen.
"Semua yang menentukan itu orang Aceh sendiri pada 9 April nanti, mau dibawa kemana Aceh ini," kata dia.
Selain itu, Sabri Badruddin yang mewakil Golkar mengatakan sebenarnya
pihaknya tidak ingin menyalahkan pemerintah hari ini, namun kenyataan
pemerintah seperti menyia-nyiakan modal.
"Menghabiskan anggaran saja kita kualahan. Apalagi Aceh ada dana otonomi
khusus, seharusnya DPR Aceh jangan hanya ribut dengan aspirasi yang
tiada batas, seharusnya aspirasi mempercepat pembangunan mewakili
daerah,"tukasnya.
Terakhir ia menyatakan Gubernur Aceh, Zaini Abdullah punya niat baik
dalam membangun Aceh, tapi belum menguasai persoalan. Ia berharap dana
otonomi khusus yang ada bisa dimanfaatkan sebaik mungkin.
Budi Azhari, anggota Kaukus Pemuda Aceh Peduli Parlemen mengatakan
bahwa hampir semua partai sudah diundang, namun beberapa hari lalu yang
konfirmasi sembilan pimpinan Partai Politik.
"Terakhir hanya tiga perwakilan partai yang bisa berhadir plus satu
partai dari Golkar yang kemudian menyusul. Ini adalah Dialog Pemuda Aceh
yang ke-enam dan kita konsisten melaksanakannya setiap dua minggu
sekali," tambah Koordinator acara, Muhammad Fazil.
sumber : atjehpost.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar