Banda Aceh - Politisi Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Fara
Diana mengatakan, Pemerintah Aceh harus mengembangkan industri kreatif.
Industri ini terbukti mampu melawan krisis ekonomi dan sesuai dengan
karakteristik masyarakat Aceh yang terdiri dari berbagai suku dengan
beragam kebudayaan.
"Saat ini masyarakat memerlukan banyak dukungan dari pemerintah untuk mengembangkan dunia usaha. Dan Industri kreatif adalah salah satu solusi cerdas yang sesuai dengan adat istiadat Aceh, guna menyejahterakan masyarakat Aceh," kata Fara Diana kepada acehonline.info, Senin kemarin (9/9) di Banda Aceh.
Menurut dia, industrialisasi besar-besaran tidak tepat diterapkan di Aceh. Karena masyarakat Aceh cenderung menolak budaya asing yang masuk bersama perusahaan-perusahaan asing. Langkah yang paling realistis adalah dengan membangun industri kreatif. Industri ini akan mendorong masyarakat untuk menciptakan produk mereka sendiri dan memasarkannya ke luar Aceh dengan memanfaatkan seluruh sumber daya alam dan manusia yang ada.
"Kita punya rotan yang harusnya diolah menjadi produk jadi ketimbang mengirimkannya ke daerah lain dalam bentuk mentah. Demikian juga produk-produk unggulan lainnya. Kemampuan untuk mengubah bahan mentah menjadi produk siap pakai akan memberikan nilai ekonomis, yang tidak hanya menguntungkan masyarakat secara luas, namun juga meningkatkan pendapatan daerah," kata calon anggota DPR RI dari daerah pemilihan Aceh 1 ini.
Dia juga mengatakan, Aceh sangat potensial untuk menjadi lumbung beras di Indonesia. Sayang, seluruh padi Aceh diolah di luar Aceh, karena tak ada pabrik yang representatif untuk mengolah padi menjadi beras. Akibatnya, beras Aceh tak dikenal karena bermerek luar daerah. Fara hakkulyakin, dengan memilih wakil rakyat yang tepat, upaya untuk memberdayakan masyarakat Aceh tidak sekadar "indah di bibir".
Jika persoalan ekonomi Aceh tidak bisa dibenahi, kata Fara, akan memperburuk kehidupan sosial masyarakakat Aceh.
"Saat saya berkunjung ke berbagai daerah di Aceh, banyak sekali laporan dari masyarakat bahwa angka kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang menimpa kaum perempuan sangat tinggi di Aceh. Hal ini disebabkan persoalan ekonomi yang membelit kehidupn keluarga tersebut. Untuk itu, perempuan-perempuan Aceh juga harus bisa menafkahi keluarganya, dan tidak hanya tergantung kepada suami," ujarnya.
Selain itu, Fara juga meminta aparat keamanan benar-benar memberikan jaminan bagi investor untuk berinvestasi di Aceh. Tanpa dukungan keamanan, sehebat apapun upaya pemerintah mengajak pemodal masuk ke Aceh akan sia-sia.
"Semua pihak harus serius untuk menyejahterakan masyarakat Aceh. Keseriusan ini harus terlihat dari langkah dan program yang akan diimplementasikan dalam pembangunan Aceh," kata Fara.
Sumber : Aceh Online /
91.8 KISS FM Aceh
"Saat ini masyarakat memerlukan banyak dukungan dari pemerintah untuk mengembangkan dunia usaha. Dan Industri kreatif adalah salah satu solusi cerdas yang sesuai dengan adat istiadat Aceh, guna menyejahterakan masyarakat Aceh," kata Fara Diana kepada acehonline.info, Senin kemarin (9/9) di Banda Aceh.
Menurut dia, industrialisasi besar-besaran tidak tepat diterapkan di Aceh. Karena masyarakat Aceh cenderung menolak budaya asing yang masuk bersama perusahaan-perusahaan asing. Langkah yang paling realistis adalah dengan membangun industri kreatif. Industri ini akan mendorong masyarakat untuk menciptakan produk mereka sendiri dan memasarkannya ke luar Aceh dengan memanfaatkan seluruh sumber daya alam dan manusia yang ada.
"Kita punya rotan yang harusnya diolah menjadi produk jadi ketimbang mengirimkannya ke daerah lain dalam bentuk mentah. Demikian juga produk-produk unggulan lainnya. Kemampuan untuk mengubah bahan mentah menjadi produk siap pakai akan memberikan nilai ekonomis, yang tidak hanya menguntungkan masyarakat secara luas, namun juga meningkatkan pendapatan daerah," kata calon anggota DPR RI dari daerah pemilihan Aceh 1 ini.
Dia juga mengatakan, Aceh sangat potensial untuk menjadi lumbung beras di Indonesia. Sayang, seluruh padi Aceh diolah di luar Aceh, karena tak ada pabrik yang representatif untuk mengolah padi menjadi beras. Akibatnya, beras Aceh tak dikenal karena bermerek luar daerah. Fara hakkulyakin, dengan memilih wakil rakyat yang tepat, upaya untuk memberdayakan masyarakat Aceh tidak sekadar "indah di bibir".
Jika persoalan ekonomi Aceh tidak bisa dibenahi, kata Fara, akan memperburuk kehidupan sosial masyarakakat Aceh.
"Saat saya berkunjung ke berbagai daerah di Aceh, banyak sekali laporan dari masyarakat bahwa angka kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang menimpa kaum perempuan sangat tinggi di Aceh. Hal ini disebabkan persoalan ekonomi yang membelit kehidupn keluarga tersebut. Untuk itu, perempuan-perempuan Aceh juga harus bisa menafkahi keluarganya, dan tidak hanya tergantung kepada suami," ujarnya.
Selain itu, Fara juga meminta aparat keamanan benar-benar memberikan jaminan bagi investor untuk berinvestasi di Aceh. Tanpa dukungan keamanan, sehebat apapun upaya pemerintah mengajak pemodal masuk ke Aceh akan sia-sia.
"Semua pihak harus serius untuk menyejahterakan masyarakat Aceh. Keseriusan ini harus terlihat dari langkah dan program yang akan diimplementasikan dalam pembangunan Aceh," kata Fara.
Sumber : Aceh Online /
91.8 KISS FM Aceh