BANDA
ACEH | Dua kuburan massal korban bencana tsunami di kawasan Lambaroe
Kabupaten Aceh Besar dan Ulee Lheu Kecamatan Meuraxa Kota Banda Aceh
dipadati peziarah pada hari raya pertama Idul Fitri 1434 Hijriah.
Peziarah yang datang dari berbagai daerah mulai mendatangi kuburan massal korban tsunami sejak pagi hingga sore hari.
Umumnya mereka datang dengan membawa sanak famili untuk berdoa di kuburan korban bencana gempa dan tsunami 26 Desember 2004.
“Setiap tahun setelah sembahyang ied Idul Fitri saya selalu berziarah
ke kuburan massal ini,” kata Usman (48), Kamis 8 Agustus 2013.
Korban bencana tsunami yang pernah berdomisili di Desa Lambung Kecamatan
Meuraxa mengaku kehilangan istri, dua anak dan mertua saat bencana yang
meluluhlantakkan kota Banda Aceh itu.
Zahara (35) peziarah
lainnya yang ditemui di kuburan massal itu mengatakan sudah menjadi
tradisi setiap hari raya baik Idul Fitri maupun Idul Adha selalu membaca
doa untuk orang tua dan adik-adiknya yang menjadi korban bencana.
“Saya punya firasat kedua orang tua dan adik-adik saya dikuburkan di
kuburan massal Ulee Lheu ini,” kata warga yang telah berdomisili di
Lampeunerut Kabupaten Aceh Besar.
Bencana gempa dan tsunami
melanda pesisir pantai di 13 kabupaten/kota Provinsi Aceh itu pada 26
Desember 2004 mengakibatkan sekitar 200 ribu lebih warga meningggal dan
merusak berbagai sarana dan prasarana serta infrastrukstur.
Sumber : Atjehnish Service History For Generation
BANDA
ACEH | Dua kuburan massal korban bencana tsunami di kawasan Lambaroe
Kabupaten Aceh Besar dan Ulee Lheu Kecamatan Meuraxa Kota Banda Aceh
dipadati peziarah pada hari raya pertama Idul Fitri 1434 Hijriah.
Peziarah yang datang dari berbagai daerah mulai mendatangi kuburan massal korban tsunami sejak pagi hingga sore hari.
Umumnya mereka datang dengan membawa sanak famili untuk berdoa di kuburan korban bencana gempa dan tsunami 26 Desember 2004.
“Setiap tahun setelah sembahyang ied Idul Fitri saya selalu berziarah ke kuburan massal ini,” kata Usman (48), Kamis 8 Agustus 2013.
Korban bencana tsunami yang pernah berdomisili di Desa Lambung Kecamatan Meuraxa mengaku kehilangan istri, dua anak dan mertua saat bencana yang meluluhlantakkan kota Banda Aceh itu.
Zahara (35) peziarah lainnya yang ditemui di kuburan massal itu mengatakan sudah menjadi tradisi setiap hari raya baik Idul Fitri maupun Idul Adha selalu membaca doa untuk orang tua dan adik-adiknya yang menjadi korban bencana.
“Saya punya firasat kedua orang tua dan adik-adik saya dikuburkan di kuburan massal Ulee Lheu ini,” kata warga yang telah berdomisili di Lampeunerut Kabupaten Aceh Besar.
Bencana gempa dan tsunami melanda pesisir pantai di 13 kabupaten/kota Provinsi Aceh itu pada 26 Desember 2004 mengakibatkan sekitar 200 ribu lebih warga meningggal dan merusak berbagai sarana dan prasarana serta infrastrukstur.
Sumber : Atjehnish Service History For Generation
Peziarah yang datang dari berbagai daerah mulai mendatangi kuburan massal korban tsunami sejak pagi hingga sore hari.
Umumnya mereka datang dengan membawa sanak famili untuk berdoa di kuburan korban bencana gempa dan tsunami 26 Desember 2004.
“Setiap tahun setelah sembahyang ied Idul Fitri saya selalu berziarah ke kuburan massal ini,” kata Usman (48), Kamis 8 Agustus 2013.
Korban bencana tsunami yang pernah berdomisili di Desa Lambung Kecamatan Meuraxa mengaku kehilangan istri, dua anak dan mertua saat bencana yang meluluhlantakkan kota Banda Aceh itu.
Zahara (35) peziarah lainnya yang ditemui di kuburan massal itu mengatakan sudah menjadi tradisi setiap hari raya baik Idul Fitri maupun Idul Adha selalu membaca doa untuk orang tua dan adik-adiknya yang menjadi korban bencana.
“Saya punya firasat kedua orang tua dan adik-adik saya dikuburkan di kuburan massal Ulee Lheu ini,” kata warga yang telah berdomisili di Lampeunerut Kabupaten Aceh Besar.
Bencana gempa dan tsunami melanda pesisir pantai di 13 kabupaten/kota Provinsi Aceh itu pada 26 Desember 2004 mengakibatkan sekitar 200 ribu lebih warga meningggal dan merusak berbagai sarana dan prasarana serta infrastrukstur.
Sumber : Atjehnish Service History For Generation
Tidak ada komentar:
Posting Komentar