Sedikitnya jumlah orang yang ingin menjadi pengusaha di Indonesia menjadi latar belakang penelitian ini. Pertanyaan dalam penelitian ini adalah faktor apa yang menyebabkan ada kelompok masyarakat yang jumlah pengusahanya sangat sedikit sementara ada kelompok masyarakat lain yang jumlah pengusahanya lebih banyak. Penulis yakin terdapat latar belakang sosial budaya yang mendorong orang untuk terjun sebagai pengusaha. Penulis tertarik untuk meneliti etnis Aceh darimana penulis berasal khususnya etnis Aceh asal Pidie yang telah lama dikenal sebagai kelompok masyarakat yang banyak jumlah pengusahanya. Permasalahan dalam penelitian ini adalah faktor sosial budaya apakah yang mendasari munculnya jiwa kewirausahaan pada masyarakat Aceh asal Pidie dan bagaimana kemudian,faktor,sosial budaya itu bertahan dan berkembang sehingga muncul banyak pengusaha dari kelompok masyarakat ini. Penelitian ini sendiri bertujuan untuk : (1) Mengungkapkan faktor-faktor budaya yang kemungkinkan munculnya eIemen kewirausahaan di kalangan masyarakat Pidie-Aceh.
(2) Menjelaskan proses kemunculan seseorang menjadi pengusaha dalam masyarakat asal Pidie-Aceh di kota Medan.
(3) menelusuri jaringan pengusaha asal Pidie di kota Medan dalam mempertahankan dan mengembangkan usahanya.
Penelitian bersifat kualitatif sesuai dengan prinsip-prinsip metode kualitatif yang lazim dalam antropologi. Metode penelitian menggunakan wawancara mendalam (in-depth interview) terhadap informan terpilih (purposive informant). Informan akan dipilih dari berbagai tingkatan (strata) pengusaha, mulai dari pengusaha kecil, menengah dan besar. Data yang dikumpulkan sebagian terinasuk riwayat hidup para pengusaha, mulai dari riwayat keluarga sarnpai .riwayat usaha termasuk kondisi keluarga yang ada di kampung halaman serta sejarah migrasi keluarga ke Medan. Lokasi penelitian akan difokuskan hanya terhadap pengusaha Aceh asal Pidie yang ada di kota Medan. Data penelitian sepenuhnya dianalisis secara deskriptif Teori yang dipakai dalam penelitian ini adalah teori entrepreneur dari Clifford Geertz yang dikombinasikan dengan teori etika, Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa pedagang dari Aceh Pidie memiliki tradisi merantau ke berbagai daerah yang berpeluang besar untuk membuka usaha. Sebelum membuka usaha sendiri, umumnya mereka tinggal menetap di rumah. salah seorang sanak keluarga di rantau yang terlebih dahulu sudah. menggeluti usaha dagang serta menjadi anak semangnya, Dalam statusnya sebagai anak semang tersebut, juga terjadi proses pembelajaran tentang teknik-teknik berdagang. Setelah memahami dan menguasai seluk beluk perdagangan sang anak semang akan membuka usaha sendiri di tempat lain.
(2) Menjelaskan proses kemunculan seseorang menjadi pengusaha dalam masyarakat asal Pidie-Aceh di kota Medan.
(3) menelusuri jaringan pengusaha asal Pidie di kota Medan dalam mempertahankan dan mengembangkan usahanya.
Penelitian bersifat kualitatif sesuai dengan prinsip-prinsip metode kualitatif yang lazim dalam antropologi. Metode penelitian menggunakan wawancara mendalam (in-depth interview) terhadap informan terpilih (purposive informant). Informan akan dipilih dari berbagai tingkatan (strata) pengusaha, mulai dari pengusaha kecil, menengah dan besar. Data yang dikumpulkan sebagian terinasuk riwayat hidup para pengusaha, mulai dari riwayat keluarga sarnpai .riwayat usaha termasuk kondisi keluarga yang ada di kampung halaman serta sejarah migrasi keluarga ke Medan. Lokasi penelitian akan difokuskan hanya terhadap pengusaha Aceh asal Pidie yang ada di kota Medan. Data penelitian sepenuhnya dianalisis secara deskriptif Teori yang dipakai dalam penelitian ini adalah teori entrepreneur dari Clifford Geertz yang dikombinasikan dengan teori etika, Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa pedagang dari Aceh Pidie memiliki tradisi merantau ke berbagai daerah yang berpeluang besar untuk membuka usaha. Sebelum membuka usaha sendiri, umumnya mereka tinggal menetap di rumah. salah seorang sanak keluarga di rantau yang terlebih dahulu sudah. menggeluti usaha dagang serta menjadi anak semangnya, Dalam statusnya sebagai anak semang tersebut, juga terjadi proses pembelajaran tentang teknik-teknik berdagang. Setelah memahami dan menguasai seluk beluk perdagangan sang anak semang akan membuka usaha sendiri di tempat lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar