
 IDI Aceh Timur - SKK MIGAS dinilai perlu mengawasi kinerja PT Medco E&P Malaka di 
Blok A Aceh Timur, Provinsi Aceh. Pasalnya, jika perusahaan Migas itu 
tidak segera berproduksi maka Indonesia akan rugi, apalagi Aceh Timur 
memiliki cadangan minyak dan gas (Migas) yang tidak sedikit dibandingkan
 Riau dan Palembang.
IDI Aceh Timur - SKK MIGAS dinilai perlu mengawasi kinerja PT Medco E&P Malaka di 
Blok A Aceh Timur, Provinsi Aceh. Pasalnya, jika perusahaan Migas itu 
tidak segera berproduksi maka Indonesia akan rugi, apalagi Aceh Timur 
memiliki cadangan minyak dan gas (Migas) yang tidak sedikit dibandingkan
 Riau dan Palembang.
“SKK
 MIGAS seharusnya lebih memperhatikan Aceh Timur, karena sejak Medco 
beroperasi di Blok A hingga saat ini masih berputar-putar pada persoalan
 ganti rugi tanah masyarakat. Sementara kontrak PT Medco di Blok A 
sampai 2031,” kata Bupati Aceh Timur Hasballah M. Thaib atau Rocky saat 
menerima Kunjungan Silaturrahmi SKK-MIGAS, PT Medco E&P Malaka dan 
PT Pertamina (Persero) di Kantor
Setdakab Aceh Timur di Idi, Rabu (8/1).
Dia
 menguraikan persoalan yang dihadapi PT Medco di Aceh Timur, khususnya 
di lapagan, seperti penculikan (warga Inggris—red) di Ranto Peureulak 
hingga persoalan ganti rugi tanah membuat pihak perusahaan itu semakin 
komplit (lengkap—red) menghadapi masalah. Namun disisi lain Medco 
dinilai tidak mampu mencari perusahaan pendampingi (Sub-Rekanan) yang 
mampu memproduksi Migas di Blok A. 
“Sehingga rencana pembangunan Gedung Rumah Sakit
 Umum Daerah (RSUD) Idi di lokasi yang baru belum terealisasi dengan 
alasan pihak Medco harus merevisi gambar dari gedung berlantai empat 
menjadi satu lantai dengan anggaran tahap pertama sebesar Rp 70 miliar,”
 kata Rocky seraya menambahkan, anehnya perubahan gambar yang dilakukan 
pihak Medco mencapai setahun lebih, sehingga dia selaku orang nomor satu
 di Aceh Timur sudah tidak percaya lagi rencana pembangunan RS tersebut 
oleh PT Medco menggunakan dana CSR.
Oleh
 sebabnya, Rocky mendesak SKK-Migas agar melihat Aceh Timur untuk 
kemajuan daerah, apalagi Aceh Timur memiliki cadangan Migas yang tidak 
sedikit, baik di hulu ataupun di hilir. Begitu juga dengan rencana 
pemasangan pipa gas Lhokseumawe – Belawan menjadi sebuah kemudahan dalam
 menyuplai Migas dari Aceh ke industri-industri, baik industry di Aceh 
ataupun di Sumatera Utara. “Jika Medco tidak mampu mencari sub rekanan 
yang siap memproduksi Migas di Aceh Timur, maka lebih baik kembalikan ke
 Aceh Timur, biar daerah yang memikirkan tentang Blok A ini,” sebut 
Rocky.
sumber : Berita Sore
 ">
 ">










 





Tidak ada komentar:
Posting Komentar