Protes tersebut ditunjukkan dalam aksi yang mereka lakukan di kompleks baru pelabuhan perikanan Lampulo, Banda Aceh, Sabtu 11 Januari 2014. Pelabuhan itu sendiri baru beberapa hari lalu diresmikan Gubernur Aceh Zaini Abdullah.
Dalam aksi tersebut, para pedagang ikan keliling memarkirkan kendaraan dan menghentikan aktivitas mereka. Bahkan, mereka juga menghadang kendaraan pedagang ikan keliling lainnya yang hendak meninggalkan pelabuhan tersebut.
Sejumlah pedagang ikan menuturkan mereka memprotes karena pengelola pelabuhan tidak mengizin mereka masuk ke dalam kompleks utama pelabuhan tersebut. Sementara, area parkir yang disediakan banyak kayu runcing bekas pembersihan lahan.
“Banyak kendaraan bocor akibat parkir di tempat ini. Bahkan kami juga dikutip uang parkir Rp2.000. Waktu masuk pelabuhan juga dikutip Rp1.000,” ungkap seorang pedagang.
Selain itu, pedagang juga dibebankan ongkos angkut ikan Rp10 ribu per keranjang. Padahal, waktu di pelabuhan lama, ongkos angkut ikan per keranjang hanya Rp5.000.
Masalah lain yang dikeluhkan, kata pedagang itu, ruas jalan masuk ke pelabuhan baru sekitar satu kilometer lebih masih berbatu-batu, tidak beraspal. Kondisi jalan ini dikhawatirkan membuat ban kendaraan pedagang ikan bocor ketika melintasi.
“Seharusnya jangan dipindah dulu kalau ruas jalannya belum diaspal maupun infrastruktur lainnya belum ada. Kalau seperti ini, kondisinya bukan bertambah baik, malah semakin menyulitkan kami pedagang kecil,” tambah pedagang tersebut.
Sementara itu, Tgk Nasruddin, koordinator pedagang keliling, mengatakan pihaknya sudah menyampaikan protes tersebut kepada pengelola pelabuhan ikan. Dan mereka menyatakan akan mencari solusi menyelesaikan masalah tersebut.
“Pengelola pelabuhan belum bisa memutuskan penyelesaian keluhan pedagang keliling secara keseluruhan, seperti parkir di dalam. Parkir di dalam belum diizinkan karena menyangkut dengan kebersihan pelabuhan,” kata dia.
Menyangkut dengan ongkos angkut per keranjang disesuaikan dengan di pelabuhan lama Rp5.000. Begitu juga dengan tarif parkir, diturunkan dari Rp2.000 menjadi Rp1.000.
“Kalau ada yang pungutan lainnya, tolong laporkan kepada kami agar disampaikan kepada pengelola pelabuhan. Kami semua tentu tidak ingin ada masalah di tempat ini. Kami sangat mendukung keberadaan pelabuhan perikanan baru ini,” kata Tgk Nasruddin.
Para pedagang ikan keliling tersebut akhirnya membubarkan diri dengan tertib usai mendengarkan penjelasan Tgk Nasruddin. Aksi dimulai pukul 08.00 WIB dan berlangsung lebih satu jam itu sempat menarik perhatian warga.
sumber : Diliputnews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar