"Saat ini kaum laki-laki memakai pakaian yang lebih sopan dibandingkan perempuan.
Budaya pemakaian celana ketat saat ini menjamur tidak hanya pada remaja putri namun juga kaum ibu," ujar M. Saleh dihadapan ratusan masyarakat yang didominasi para remaja yang tergabung dalam Badan Komunikasi Pemuda dan Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) Jagong Jeget.Semestinya, sebagai generasi penerus diharapkan mampu menjadi benteng pertahanan dari budaya yang 'memabukkan'. Menurut M. Saleh, ada dua racun yang sekarang tengah menggerogoti umat Islam, yaitu pendangkalan akidah dan dan pergaulan bebas. "Sasaran utamanya terutama kaum perempuan dan generasi muda pada umumnya, yang tidak sesuai dengan Syariat Agama Islam," katanya.
Yang cukup mencengangkan, budaya khalwat (mesum) juga juga kian merambah kepada umat Muslim. Pemandangan ini menjadi problem besar dan sangat membuat resah. Pasalnya, masih menurut Tengku M. Saleh Syamaun, telah banyak objek wisata yang kerap dimanfaatkan para remaja untuk pacaran yang menjurus kepada perbuatan zina. "Seharusnya Generasi muda seharusnya menjadi benteng kokoh pembela agama. Dalam momen peringatan Maulid Nabi ini, sebagai masyarakat dan generasi muda, agar dapat meneladani Nabi Muhammad SAW sehingga dicintai Allah," pesannya.
Sementara, Bupati Ateng, Nasaruddin, saat berbicara dihadapan Pemuda dan Pemudi Jagong Jeget tersebut, mengimbau sebagai pemuda dan generasi masa depan agar mengambil alih pembangunan. Untuk mewujudkan generasi yang tangguh dan dapat diandalkan, menurut orang nomor satu di Ateng ini, menekankan harus memiliki karakter yang ikhlas."Setiap pekerjaan yang dilakukan harus dilandasi dengan keikhlasan dan yakin akan mendapat balasan yang setimpal dengan amal perbuatan yang dilakukan tersebut," kata Pak Nas, sapaan Bupati Ateng.
Dia juga menghimbau agar pemuda dapat menjaga 'panca indra' dari perbuatan yang tidak sesuai atau dilarang oleh Agama Islam. Para pemuda juga diminta Pak Nas untuk menghindari kegiatan yang ia nilai tidak membawa manfaat bagi diri sendiri dan masyarakat. "Buat apa duduk berjam-jam di warung kopi atau di simpang-simpang jalan, serta berbicara yang tidak bermanfaat," demikian Bupati Ateng. Pantauan Rakyat Aceh hingga Selasa malam kemarin disejumlah wilayah kota berhawa sejuk itu, peringatan Maulid Nabi diisi dengan ceramah di Masjid-masjid.
sumber : Rakyat Aceh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar