">

Rabu, 08 Januari 2014

Dikeroyok Kader PA, Kader PNA Babak Belur

Do you want to share?

Do you like this story?

Dikeroyok Kader Partai Aceh (PA), 1 Orang Kader PNA Aceh Utara Babak Belur Sehingga Masuk Rumah Sakit  Karena Dilarang Memasang Atribut PNA 

Foto : Syamsuddin (37) Simpatisan Partai Nasional Aceh (PNA) Warga Tanjong Awe Kecamatan Samudera Kabupaten Aceh Utara Di Rawat Di Rumah Sakit Cut Meutia Aceh Utara.

LHOKSEUMAWE - Syamsuddin (37) simpatisan Partai Nasional Aceh (PNA) Warga Tanjong Awe Kecamatan Samudera Kabupaten Aceh Utara, babak belur dihajar dan dikeroyok sejumlah orang yang diduga kader Partai Aceh (PA), Selasa (7/1/2014) malam sekitar pukul 20.00 Wib. Insiden tersebut dipicu dari pemasangan atribut Partai Nasional Aceh (PNA) di Desa setempat, yang mengakibatkan Syamsuddin harus dirawat intensif di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cut Meutia Aceh Utara.

Kepada wartawan, Rabu (8/1/2014) Syamsuddin menjelaskan, kejadian tersebut berawal saat dirinya memasang bendera dan alat peraga kampanye salah seorang caleg PNA.

"Sekitar Jam 5 sore (Pukul 17.000 Wib), salah seorang Kader PA menelpon agar bendara dan alat peraga kampanye PNA diturunkan. Bahkan saya sempat ditegur salah seorang kader PA berinisial Sf melalui henphon seluler, bahwa alat peraga kampanye dan bendera PNA yang saya pasang itu katanya tidak ada izin dari wilayah Sagoe PA. Mereka diminta supaya diturunkan karena dinilai menyalahi aturan," jelasnya.

Usai menerima telepon tersebut, kata Syamsuddin, ia beranjak pulang ke rumah, namun dirinya mengaku terkejut karena sejumlah atribut dan alat peraga kampanye yang dipasang di dekat rumahnya raib.

 "Kemudian Saya tanyak kepada anak saya,siapa yang menurunkan bendera itu. Anak saya menjawab, Bang Ys. Ys adalah kader PA," ujarnya.

Selanjutnya, Syamsuddin menambahkan, usai magrib dirinya kembali menerima telepon, dimana Ys meminta dirinya bertemu di sebuah warung kopi.

"Saat saya datang ke sana, sudah ada 5 orang berbadan tegap menunggu saya. Mereka lalu mempertanyakan pemasangan bendera dan alat peraga kampanye PNA. Mereka juga mengintimidasi dan mengancam tembak korban saya, yang akhrnya bogem mentah (pukulan) dan tendangan mendarat ke tubuh saya secara bertubi-tubi," ungkap Syamsuddin.

"Kejadian ini juga langsung dilihat oleh isteri saya, Darwati (37), ketika mereka memukul dan mengeroyok saya," tambahnya.
Sementara itu Sekretaris PNA Aceh Utara Sopian mengatakan, insiden pemukulan terhadap simpatisan PNA tersebut, sudah dilaporkan ke pihak kepolisian. 

"Kami sidah mengetahui siapa otak pelaku pemukulan dan pengeroyokkan terhadap simpatisan PNA. Kami mendesak agar pihak kepolisian memproses kasus ini sesuai aturan hukum yang berlaku," imbuhnya.

Kapolres Lhokseumawe AKBP Joko Surachmanto saat dikomfirmasi wartawan mengatakan, pihaknya telah menerima laporan kasus pemukulan danpengeroyokan tersebut.

"Kasus ini masih dalam penyelidikan. Korban masih belum sehat, jadi belum kami mintai keterangan. Kami akan proses kasus ini," ujar Kapolres.(Karena Dilarang Memasang Atribut PNA)

Foto : Syamsuddin (37) Simpatisan Partai Nasional Aceh (PNA) Warga Tanjong Awe Kecamatan Samudera Kabupaten Aceh Utara Di Rawat Di Rumah Sakit Cut Meutia Aceh Utara.

Lhokseumawe - Syamsuddin (37) simpatisan Partai Nasional Aceh (PNA) Warga Tanjong Awe Kecamatan Samudera Kabupaten Aceh Utara, babak belur dihajar dan dikeroyok sejumlah orang yang diduga kader Partai Aceh (PA), Selasa (7/1/2014) malam sekitar pukul 20.00 Wib. Insiden tersebut dipicu dari pemasangan atribut Partai Nasional Aceh (PNA) di Desa setempat, yang mengakibatkan Syamsuddin harus dirawat intensif di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cut Meutia Aceh Utara.

Kepada wartawan, Rabu (8/1/2014) Syamsuddin menjelaskan, kejadian tersebut berawal saat dirinya memasang bendera dan alat peraga kampanye salah seorang caleg PNA.

"Sekitar Jam 5 sore (Pukul 17.000 Wib), salah seorang Kader PA menelpon agar bendara dan alat peraga kampanye PNA diturunkan. Bahkan saya sempat ditegur salah seorang kader PA berinisial Sf melalui henphon seluler, bahwa alat peraga kampanye dan bendera PNA yang saya pasang itu katanya tidak ada izin dari wilayah Sagoe PA. Mereka diminta supaya diturunkan karena dinilai menyalahi aturan," jelasnya.

Usai menerima telepon tersebut, kata Syamsuddin, ia beranjak pulang ke rumah, namun dirinya mengaku terkejut karena sejumlah atribut dan alat peraga kampanye yang dipasang di dekat rumahnya raib.

"Kemudian Saya tanyak kepada anak saya,siapa yang menurunkan bendera itu. Anak saya menjawab, Bang Ys. Ys adalah kader PA," ujarnya.

Selanjutnya, Syamsuddin menambahkan, usai magrib dirinya kembali menerima telepon, dimana Ys meminta dirinya bertemu di sebuah warung kopi.

"Saat saya datang ke sana, sudah ada 5 orang berbadan tegap menunggu saya. Mereka lalu mempertanyakan pemasangan bendera dan alat peraga kampanye PNA. Mereka juga mengintimidasi dan mengancam tembak korban saya, yang akhrnya bogem mentah (pukulan) dan tendangan mendarat ke tubuh saya secara bertubi-tubi," ungkap Syamsuddin.

"Kejadian ini juga langsung dilihat oleh isteri saya, Darwati (37), ketika mereka memukul dan mengeroyok saya," tambahnya.
Sementara itu Sekretaris PNA Aceh Utara Sopian mengatakan, insiden pemukulan terhadap simpatisan PNA tersebut, sudah dilaporkan ke pihak kepolisian.

"Kami sidah mengetahui siapa otak pelaku pemukulan dan pengeroyokkan terhadap simpatisan PNA. Kami mendesak agar pihak kepolisian memproses kasus ini sesuai aturan hukum yang berlaku," imbuhnya.

Kapolres Lhokseumawe AKBP Joko Surachmanto saat dikomfirmasi wartawan mengatakan, pihaknya telah menerima laporan kasus pemukulan danpengeroyokan tersebut.

"Kasus ini masih dalam penyelidikan. Korban masih belum sehat, jadi belum kami mintai keterangan. Kami akan proses kasus ini," ujar Kapolres.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Top 5 News

Contact Us About Us Privacy Help Redaksi Info Iklan F A Q