18 September 2013
Kapolda Aceh : Banyaknya Praktik Pajak Nanggroe ( Fee Proyek/Uang) Oleh Mantan Kombatan GAM Akan Menghambat Pembangunan Aceh
* Kapolda menambahkan, pungutan liar (illegal tax) yang dapat
menghambat pembangunan Aceh itu sulit diungkap polisi, karena korban
enggan melapor.” kata Kapolda Aceh
Foto : Kapolda Aceh, Irjen
Pol Herman Effendi menerima rombongan pejabat atase militer dari
berbagai negara saat berkunjung ke Mapolda Aceh
BANDA ACEH - Kapolda Aceh, Irjen Pol Herman Effendi mengungkapkan,
kutipan liar yang biasa disebut “pajak nanggroe” masih saja dikutip oleh
sebagian eks kombatan GAM yang belum memiliki pekerjaan, sehingga hal
ini dapat menghambat pembangunan Aceh. Oleh karena itu, Polda dan
Pemerintah Aceh kini bekerja sama agar pemerintah dapat memfasilitasi
pekerjaan tetap untuk para pengutip pajak nanggroe tersebut.
Kapolda menyampaikan hal itu menjawab pertanyaan seorang pejabat atase
militer Australia saat menerima kunjungan 14 pejabat atase militer
negara sahabat yang bermarkas di Jakarta, Selasa (17/9), di Aula Mapolda
Aceh, Banda Aceh. Kedatangan mereka dalam rangka military atache tour
(Milat) itu untuk mengetahui situasi terkini Aceh.
“Memang
betul masih ada mantan GAM yang belum mendapat pekerjaan sehingga
berperilaku layaknya preman, seperti saudara sampaikan tadi. Misalnya,
kalau ada proyek pembangunan jembatan, mereka meminta uang dengan dalih
pajak nanggroe. Tetapi itu terjadi bukan di seluruh Aceh, melainkan di
lintas timur, mulai Aceh Tamiang hingga Banda Aceh,” beber Kapolda.
18 September 2013
Kapolda Aceh : Banyaknya Praktik Pajak Nanggroe ( Fee Proyek/Uang) Oleh Mantan Kombatan GAM Akan Menghambat Pembangunan Aceh
* Kapolda menambahkan, pungutan liar (illegal tax) yang dapat menghambat pembangunan Aceh itu sulit diungkap polisi, karena korban enggan melapor.” kata Kapolda Aceh
Foto : Kapolda Aceh, Irjen Pol Herman Effendi menerima rombongan pejabat atase militer dari berbagai negara saat berkunjung ke Mapolda Aceh
BANDA ACEH - Kapolda Aceh, Irjen Pol Herman Effendi mengungkapkan, kutipan liar yang biasa disebut “pajak nanggroe” masih saja dikutip oleh sebagian eks kombatan GAM yang belum memiliki pekerjaan, sehingga hal ini dapat menghambat pembangunan Aceh. Oleh karena itu, Polda dan Pemerintah Aceh kini bekerja sama agar pemerintah dapat memfasilitasi pekerjaan tetap untuk para pengutip pajak nanggroe tersebut.
Kapolda menyampaikan hal itu menjawab pertanyaan seorang pejabat atase militer Australia saat menerima kunjungan 14 pejabat atase militer negara sahabat yang bermarkas di Jakarta, Selasa (17/9), di Aula Mapolda Aceh, Banda Aceh. Kedatangan mereka dalam rangka military atache tour (Milat) itu untuk mengetahui situasi terkini Aceh.
“Memang betul masih ada mantan GAM yang belum mendapat pekerjaan sehingga berperilaku layaknya preman, seperti saudara sampaikan tadi. Misalnya, kalau ada proyek pembangunan jembatan, mereka meminta uang dengan dalih pajak nanggroe. Tetapi itu terjadi bukan di seluruh Aceh, melainkan di lintas timur, mulai Aceh Tamiang hingga Banda Aceh,” beber Kapolda.
* Kapolda menambahkan, pungutan liar (illegal tax) yang dapat menghambat pembangunan Aceh itu sulit diungkap polisi, karena korban enggan melapor.” kata Kapolda Aceh
Foto : Kapolda Aceh, Irjen Pol Herman Effendi menerima rombongan pejabat atase militer dari berbagai negara saat berkunjung ke Mapolda Aceh
BANDA ACEH - Kapolda Aceh, Irjen Pol Herman Effendi mengungkapkan, kutipan liar yang biasa disebut “pajak nanggroe” masih saja dikutip oleh sebagian eks kombatan GAM yang belum memiliki pekerjaan, sehingga hal ini dapat menghambat pembangunan Aceh. Oleh karena itu, Polda dan Pemerintah Aceh kini bekerja sama agar pemerintah dapat memfasilitasi pekerjaan tetap untuk para pengutip pajak nanggroe tersebut.
Kapolda menyampaikan hal itu menjawab pertanyaan seorang pejabat atase militer Australia saat menerima kunjungan 14 pejabat atase militer negara sahabat yang bermarkas di Jakarta, Selasa (17/9), di Aula Mapolda Aceh, Banda Aceh. Kedatangan mereka dalam rangka military atache tour (Milat) itu untuk mengetahui situasi terkini Aceh.
“Memang betul masih ada mantan GAM yang belum mendapat pekerjaan sehingga berperilaku layaknya preman, seperti saudara sampaikan tadi. Misalnya, kalau ada proyek pembangunan jembatan, mereka meminta uang dengan dalih pajak nanggroe. Tetapi itu terjadi bukan di seluruh Aceh, melainkan di lintas timur, mulai Aceh Tamiang hingga Banda Aceh,” beber Kapolda.