Foto : Ilustrasi Buaya
ACEH BESAR - Warga Gampong Lampague, Kecamatan Peukan Bada, Kabupaten
Aceh Besar resah dengan kemunculan dua ekor buaya di rawa-rawa kampung
itu. Mereka meminta Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) segera
menangkapnya, untuk menghindari jatuhnya korban.
Sejumlah warga mengaku dalam beberapa hari terakhir sering melihat
buaya itu muncul di rawa Ujong Pancu yang letaknya persis di ujung
daratan Pulau Sumatera. Rawa yang letaknya sekira 15 meter dari laut itu
berada di kaki gunung Ujong Pancu atau sekira dua kilometer dari
permukiman warga.
Dahriani (25) warga Lampague mengatakan,
dirinya terakhir kali melihat buaya itu muncul menjelang siang tadi.
"Tadi ramai-ramai orang di sini, dia muncul di semak-semak itu. Kemarin
juga kami melihatnya," katanya saat berbincang dengan Okezone di sekitar
rawa
Mulanya terlihat hanya seekor dengan ukuran badan
diperkirakan mencapai dua meter. Belakangan warga melihat ada seekor
lagi dengan tubuh lebih kecil yang diduga anaknya muncul bersama sang
induk. Buaya itu hanya muncul sebentar, kemudian kembali masuk ke
semak-semak dalam rawa.
Dia menduga buaya itu selama ini
bersembunyi di balik rawa-rawa dan hidup dengan memangsa
binatang-binatang yang ada dalam rawa atau ayam-ayam mati yang dibuang
ke rawa itu. Di samping rawa ini ada lokasi peternakan ayam, dimana
penjaganya sering membuang ayam yang mati ke rawa itu.
Menurutnya selama ini aktivitas warga mencari nafkah di gunung dan
melaut belum terpengaruh dengan kemunculan buaya. "Tetapi kami khawatir
juga dengan keselamatan orang yang melintas dekat rawa ini, apalagi
kalau sampai masuk ke kampung," ujarnya.
Foto : Ilustrasi Buaya |
ACEH BESAR - Warga Gampong Lampague, Kecamatan Peukan Bada, Kabupaten
Aceh Besar resah dengan kemunculan dua ekor buaya di rawa-rawa kampung
itu. Mereka meminta Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) segera
menangkapnya, untuk menghindari jatuhnya korban.
Sejumlah warga mengaku dalam beberapa hari terakhir sering melihat buaya itu muncul di rawa Ujong Pancu yang letaknya persis di ujung daratan Pulau Sumatera. Rawa yang letaknya sekira 15 meter dari laut itu berada di kaki gunung Ujong Pancu atau sekira dua kilometer dari permukiman warga.
Dahriani (25) warga Lampague mengatakan, dirinya terakhir kali melihat buaya itu muncul menjelang siang tadi. "Tadi ramai-ramai orang di sini, dia muncul di semak-semak itu. Kemarin juga kami melihatnya," katanya saat berbincang dengan Okezone di sekitar rawa
Mulanya terlihat hanya seekor dengan ukuran badan diperkirakan mencapai dua meter. Belakangan warga melihat ada seekor lagi dengan tubuh lebih kecil yang diduga anaknya muncul bersama sang induk. Buaya itu hanya muncul sebentar, kemudian kembali masuk ke semak-semak dalam rawa.
Dia menduga buaya itu selama ini bersembunyi di balik rawa-rawa dan hidup dengan memangsa binatang-binatang yang ada dalam rawa atau ayam-ayam mati yang dibuang ke rawa itu. Di samping rawa ini ada lokasi peternakan ayam, dimana penjaganya sering membuang ayam yang mati ke rawa itu.
Menurutnya selama ini aktivitas warga mencari nafkah di gunung dan melaut belum terpengaruh dengan kemunculan buaya. "Tetapi kami khawatir juga dengan keselamatan orang yang melintas dekat rawa ini, apalagi kalau sampai masuk ke kampung," ujarnya.
Sejumlah warga mengaku dalam beberapa hari terakhir sering melihat buaya itu muncul di rawa Ujong Pancu yang letaknya persis di ujung daratan Pulau Sumatera. Rawa yang letaknya sekira 15 meter dari laut itu berada di kaki gunung Ujong Pancu atau sekira dua kilometer dari permukiman warga.
Dahriani (25) warga Lampague mengatakan, dirinya terakhir kali melihat buaya itu muncul menjelang siang tadi. "Tadi ramai-ramai orang di sini, dia muncul di semak-semak itu. Kemarin juga kami melihatnya," katanya saat berbincang dengan Okezone di sekitar rawa
Mulanya terlihat hanya seekor dengan ukuran badan diperkirakan mencapai dua meter. Belakangan warga melihat ada seekor lagi dengan tubuh lebih kecil yang diduga anaknya muncul bersama sang induk. Buaya itu hanya muncul sebentar, kemudian kembali masuk ke semak-semak dalam rawa.
Dia menduga buaya itu selama ini bersembunyi di balik rawa-rawa dan hidup dengan memangsa binatang-binatang yang ada dalam rawa atau ayam-ayam mati yang dibuang ke rawa itu. Di samping rawa ini ada lokasi peternakan ayam, dimana penjaganya sering membuang ayam yang mati ke rawa itu.
Menurutnya selama ini aktivitas warga mencari nafkah di gunung dan melaut belum terpengaruh dengan kemunculan buaya. "Tetapi kami khawatir juga dengan keselamatan orang yang melintas dekat rawa ini, apalagi kalau sampai masuk ke kampung," ujarnya.