">

Minggu, 04 Agustus 2013

Penurunan Bendera GAM Dinilai Peuloep Lam Goen Droe, Di Geudong Aparat "Dihadang" Warga

Do you want to share?

Do you like this story?

Aceh Utara - Pesca penurunan bendera Gerakan Aceh Merdeka (bitang buleun) di Kota Lhokseumawe, berlanjut hingga ke pusat Partai Aceh di Geudong. penurunan bendera disepanjang jalan nasional itu mendapat respon dari warga di Keude Geudong.

Menurut informasi yang berhasil dihimpun acehtraffic.com, Aparat TNI yang menjalankan tugas tersebut harus berhadapan dan berperang mulut dengan beberapa warga yang fanatik kepada bendera itu.

"Iya tadi ada ribut-ribut disini, hingga bendera tidak berhasil diturunkan semua" Kata warga yang tidak mau menyebut namanya itu. Minggu, 4 Agustus 2013, dini hari. 

Hingga saat ini beberapa bendera bintang bulan masih terlihat di Keude Geudong. Sama halnya di jalan Kuta Blang hingga Banda Masen Kota Lhokseumawe juga masih terlihat beberapa lembar bendera yang masih berdiri tegak tiangnya.

Seperti berita sebelumnya, Jum'at 2 Agustus 2013, dini hari, aparat gabungan TNI dan Polri melakukan pembersihan bendera GAM yang berkibar ditengah Kota dan di hampir diseluruh penjuru Kota Lhokseumawe.

Bustami mahasiswa Fisip Universitas Malikussaleh sangat menyesalkan sikap Pemerintah Aceh yang linglung. Dia menilai mantan GAM yang menduduki eksekutif dan parlemen menjadikan warga sebagai tameng politiknya, sehingga enggan memberi tahu masyarakat atau pendukungnya, bahwa  ada kesepakatan penurunan bendera itu.

,"Seharusnya disampaikan kepada bawahannya atau ke publik, biar tidak ada perselisihan dilapangan, diturunkan secara santun bersama-sama, kalau begini justru orang yang melarang binasa, termasuk wartawan dilarang meliput, nyoe ban peulop lam gon droe ka seungap," Katanya. 

Disamping itu masyarakat tidak pernah mengeluarkan uang satu rupiah pun untuk keperluan itu, justru masyarakat terbola-bola karena ketidakfahaman dan kepentingan orang atau kelompok tertentu yang dikelabui dengan memamfaatkan rasa fanatisme-tidak faham dari warga itu sendiri. Padahal ada pihak yang menggiring atau memberikan informasi yang tidak tepat kepada masyarakat, sehingga masyarakat jadi korban. 

Seperti saat penurunan bendera di Kota Lhokseumawe karena -mungkin tidak faham hingga warga terlihat panik melihat sikap aparat menurunkan bendera yang belum kelar payung hukum tersebut. 

Bahkan warga mengeluarkan kata-kata kotor dibelakang aparat yang menurunkan  bendera tersebut, namun sayang mereka tidak mendapatkan penjelasan yang benar. Tapi justru  "Peu apui" memanaskan yang banyak.

Koordinator Gerakan Persatuan Mahasiswa Nisam (Gapman) itu juga menyebutkan di Nisam, Kabupaten Aceh Utara juga masih terlihat bendera perjuangan GAM itu. 
sumber : The Atjeh Traffic
Contact Us About Us Privacy Help Redaksi Info Iklan F A Q