">

Jumat, 23 Agustus 2013

JENAZAH KORUPTOR TIDAK PERLU "DISHALATKAN"

Do you want to share?

Do you like this story?

23.08.2013 - JENAZAH KORUPTOR TIDAK PERLU "DISHALATKAN"

Koruptor yang belum bertaubat dan tidak mau mengembalikan uang hasil korupsinya sampai ia meninggal dunia, maka jenazahnya tidak dishalatkan oleh tokoh agama dan setiap orang yang diharapkan do'anya.

Dari Zaid bin Khalid al-Juhani radhiyallahu ‘anhu menceritakan :

Ada salah seorang sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang meninggal dunia pada peristiwa Khaibar. Merekapun berharap agar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menshalatkan jenazahnya. Namun beliau tidak berkenan menshalatkannya, sambil bersabda :

“Shalatkan teman kalian.” 

Wajah para sahabat spontan berubah. Di tengah kesedihan yang menyelimuti mereka, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan alasannya :

“Saudara kalian melakukan ghulul (khianat/korupsi) saat jihad fi sabilillah.”

Para sahabat pun serta merta memeriksa barang bawaannya, ternyata dia memang teah mengambil manik-manik milik orang Yahudi musuh mereka (hasil dari perang Khaibar), yang jumahnya kurang dari dua dirham. (Hadist Riwayat An-Nasai 1959, Abu Daud 2710, Ibnu Majah 2848).

Hadist ini memberikan pelajaran, orang yang mati dalam kondisi suul khatimah, disarankan agar tokoh agama tidak turut menshalati jenazahnya. Sebagai hukuman sosial baginya, dan memberikan efek jera bagi masyarakat yang lainnya. Betapa sedih pihak keluarga, ketika jenazah sang ayah tidak dishalatkan oleh tokoh agama dan orang-orang shaleh yang diharapkan doanya.

Semua ancaman di atas, menunjukkan betapa buruknya tindak korupsi di mata agama dan masyarakat. Semoga Allah melindungi diri kita dan masyarkat kita dari penyakit berbahaya ini. []

---

Informasi penting lainnya, klik disini --> www.facebook.com/KissTelevisi

KISS TV Kabel Banda Aceh
www.kissaceh.tv

.23 Agustus 2013

Koruptor yang belum bertaubat dan tidak mau mengembalikan uang hasil korupsinya sampai ia meninggal dunia, maka jenazahnya tidak dishalatkan oleh tokoh agama dan setiap orang yang diharapkan do'anya.

Dari Zaid bin Khalid al-Juhani radhiyallahu ‘anhu menceritakan :

Ada salah seorang sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang meninggal dunia pada peristiwa Khaibar. Merekapun berharap agar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menshalatkan jenazahnya. Namun beliau tidak berkenan menshalatkannya, sambil bersabda :

“Shalatkan teman kalian.”

Wajah para sahabat spontan berubah. Di tengah kesedihan yang menyelimuti mereka, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan alasannya :

“Saudara kalian melakukan ghulul (khianat/korupsi) saat jihad fi sabilillah.”

Para sahabat pun serta merta memeriksa barang bawaannya, ternyata dia memang teah mengambil manik-manik milik orang Yahudi musuh mereka (hasil dari perang Khaibar), yang jumahnya kurang dari dua dirham. (Hadist Riwayat An-Nasai 1959, Abu Daud 2710, Ibnu Majah 2848).

Hadist ini memberikan pelajaran, orang yang mati dalam kondisi suul khatimah, disarankan agar tokoh agama tidak turut menshalati jenazahnya. Sebagai hukuman sosial baginya, dan memberikan efek jera bagi masyarakat yang lainnya. Betapa sedih pihak keluarga, ketika jenazah sang ayah tidak dishalatkan oleh tokoh agama dan orang-orang shaleh yang diharapkan doanya.

Semua ancaman di atas, menunjukkan betapa buruknya tindak korupsi di mata agama dan masyarakat. Semoga Allah melindungi diri kita dan masyarkat kita dari penyakit berbahaya ini.

sumber :
91.8 KISS FM Aceh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Contact Us About Us Privacy Help Redaksi Info Iklan F A Q