">

Kamis, 08 Agustus 2013

HUDA: Lebaran Momentum Perkuat Komunikasi Pusat-Aceh

Do you want to share?

Do you like this story?

HUDA: Lebaran Momentum Perkuat Komunikasi Pusat-Aceh

07/08/13

BANDA ACEH - Sekjen Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA) Tgk Faisal Ali mengatakan hari Raya Idul Fitri 1434 Hijriah hendaknya dapat dijadikan momentum untuk memperkuat komunikasi antara pemerintah pusat dengan Aceh, terutama terkait dengan masalah bendera dan lambang daerah itu.

"Mungkin selama ini sedikit kebekuan terkait polemik bendera dan lambang Aceh antara pusat dan provinsi ini. Karenanya kita berharap masalah tersebut dapat diselesaikan dengan bijaksana dan arif," katanya di Banda Aceh, Rabu.

Seperti diberitakan, dalam dua hari terakhir aparat keamanan gabungan Polri dan TNI menertibkan bendera mirip dengan bendera GAM di sejumlah daerah di Aceh.

Penurunan bendera itu kemudian mendapat reaksi dari Gubernur Aceh Zaini Abdullah dan para pengurus Partai Aceh seperti di Kota Lhokseumawe dan Kabupaten Aceh Utara.

Faisal Ali yang juga Ketua DPW Nahdlatul Ulama Aceh menambahkan dengan memperkuat silaturahim dan komunikasi kedua pihak, maka diyakini dapat memecahkan masalah antara pusat dan Aceh.

"Saya optimistis dengan mengintensifkan komunikasi, misalnya antara Mendagri Gamawan Fauzi dan Gubernur Aceh serta pihak-pihak terkait lainnya maka kebekuan itu akan terpecahkan. Karenanya, saya mengajak momentum Idul Fitri untuk mewujudkan kebersamaan," katanya menambahkan.

Ia juga mengharapkan para pihak di Aceh untuk terus mengedepankan musyawarah dalam menyelesaikan masalah umat, khususnya terkait antara hubungan Pemerintah Pusat dan Aceh.

"Semuanya kita imbau agar menahan diri. Puasa selama sebulan penuh melatih kita untuk menahan diri dari amarah. Jangan ada lagi kekerasan di Aceh meski dalam bentuk apapun," kata Faisal Ali menjelaskan.

Di pihak lain, ia juga mengajak umat Muslim khususnya di Aceh agar merayakan Idul Fitri sesuai yang dianjurkan dalam syariat, tidak bersifat ria dan mubajir.

"Jangan ada unsur ria atau tindakan yang berlebihan, termasuk membakar kembang api yang nilainya cukup mahal. Rayakan Idul Fitri secara sederhana namun tidak mengurangi nilai-nilai di dalam syariat," kata Faisal Ali.

Sumber:republika07 Agustus 2013

BANDA ACEH - Sekjen Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA) Tgk Faisal Ali mengatakan hari Raya Idul Fitri 1434 Hijriah hendaknya dapat dijadikan momentum untuk memperkuat komunikasi antara pemerintah pusat dengan Aceh, terutama terkait dengan masalah bendera dan lambang daerah itu.

"Mungkin selama ini sedikit kebekuan terkait polemik bendera dan lambang Aceh antara pusat dan provinsi ini. Karenanya kita berharap masalah tersebut dapat diselesaikan dengan bijaksana dan arif," katanya di Banda Aceh, Rabu.

Seperti diberitakan, dalam dua hari terakhir aparat keamanan gabungan Polri dan TNI menertibkan bendera mirip dengan bendera GAM di sejumlah daerah di Aceh.

Penurunan bendera itu kemudian mendapat reaksi dari Gubernur Aceh Zaini Abdullah dan para pengurus Partai Aceh seperti di Kota Lhokseumawe dan Kabupaten Aceh Utara.

Faisal Ali yang juga Ketua DPW Nahdlatul Ulama Aceh menambahkan dengan memperkuat silaturahim dan komunikasi kedua pihak, maka diyakini dapat memecahkan masalah antara pusat dan Aceh.

"Saya optimistis dengan mengintensifkan komunikasi, misalnya antara Mendagri Gamawan Fauzi dan Gubernur Aceh serta pihak-pihak terkait lainnya maka kebekuan itu akan terpecahkan. Karenanya, saya mengajak momentum Idul Fitri untuk mewujudkan kebersamaan," katanya menambahkan.

Ia juga mengharapkan para pihak di Aceh untuk terus mengedepankan musyawarah dalam menyelesaikan masalah umat, khususnya terkait antara hubungan Pemerintah Pusat dan Aceh.

"Semuanya kita imbau agar menahan diri. Puasa selama sebulan penuh melatih kita untuk menahan diri dari amarah. Jangan ada lagi kekerasan di Aceh meski dalam bentuk apapun," kata Faisal Ali menjelaskan.

Di pihak lain, ia juga mengajak umat Muslim khususnya di Aceh agar merayakan Idul Fitri sesuai yang dianjurkan dalam syariat, tidak bersifat ria dan mubajir.

"Jangan ada unsur ria atau tindakan yang berlebihan, termasuk membakar kembang api yang nilainya cukup mahal. Rayakan Idul Fitri secara sederhana namun tidak mengurangi nilai-nilai di dalam syariat," kata Faisal Ali.

Sumber :
Atjehnish Service History For Generation

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Top 5 News

Contact Us About Us Privacy Help Redaksi Info Iklan F A Q