">

Senin, 29 Juli 2013

Sejarah Benteng Inoeng Balee

Do you want to share?

Do you like this story?

Benteng Inong Balee
Di tempat ini, 408 tahun yang lalu. Laksamana MALAHAYATI, lengkap dengan armada kapal perang dan 2000 orang personil pasukannya. Pasukan yang bernama Inong Balee ini, dengan gigih menahan serangan dari pasukan Belanda yang dipimpin oleh Cornelis de Houtman. Pertempuran ini dimenangkan oleh pasukan Inong Balee, dengan tewasnya Cornelis de Houtman di tangan Laksamana Malahayati melalui duel satu-satu.


Pasukan Inong Balee memiliki ketrampilan tempur yang tidak diragukan lagi. Pasukan ini berhasil mempertahankan wilayah Aceh dari serangan Belanda. Suatu hal yang patut dibanggakan, bahwa pada tahun 1604, perempuan Aceh telah dipercaya memimpin perang dan memanggul senjata. Inong Balee berarti perempuan janda. Memang personil pasukan ini awalnya adalah para janda yang suaminya gugur dalam bertempur melawan Portugis. Sejak tahun 1511 Aceh telah memaklumatkan perang dengan Portugis untuk menguasai jalur perdagangan Selat Malaka. Sultan Demak, Pati Unus yang di Pulau Jawa, kerap menolong Aceh.

Terletak di Desa Lamreh, kabupaten Aceh Besar. Berjarak 35 km dari pusat kota Banda Aceh, dengan ketinggian 100 m dpl. Selain untuk tempat berkumpul, benteng ini juga berfungsi untuk mengintai kapal musuh yang mencoba mendekat.

Sayangnya kondisi benteng sekarang sudah tidak utuh lagi. Batu-batunya sudah banyak yang pecah, bahkan ada bagian-bagian tertentu yang sudah hampir rata dengan tanah. Di sekelilingnya banyak terdapat tumbuhan liar yang membuat akses ke tempat ini jadi sulit dan terkesan angker.

Dari sisa-sisa kekokohan benteng, dapat menggambarkan bagaimana keberanian prajurit Inong Balee dalam berjuang. Seandainya saja benteng ini dirawat dengan baik dan dipugar, diharapkan benteng ini dapat menjadi saksi sejarah yang berguna bagi generasi penerus bangsa.


Sumber : Komunitas Lada SicupAK

Contact Us About Us Privacy Help Redaksi Info Iklan F A Q