">

Senin, 03 Maret 2014

Benteng Pemenang Partai Aceh

Do you want to share?

Do you like this story?

Penandatanganan pernyataan
komitmen caleg DPRK Banda
Aceh di Sagoe Lueng Bata
“Karena Anda-Andalah penerus perjuangan Teungku Imum Lueng Bata saat ini,” ujar Nurul Kamal.
Jalan Lueng Bata terasa padat Senin malam, 17 Februari 2014. Sejumlah Satgas Partai Aceh dengan atribut lengkap terlihat sibuk mengatur arus kendaraan agar t
ak macet. Padahal, hujan deras sedang membasahi Kota Banda Aceh. Deretan papan bunga yang terpasang rapi menandakan adanya acara di tempat itu.

Sementara di sisi kanan jalan terdapat plang nama besar bertuliskan Kantor Partai Aceh Sagoe Lueng Bata. Di depannya ada tenda besar yang memanjang hingga menutup deretan toko di sisi kiri kantor Partai Aceh.

Ratusan warga menyesaki tenda itu sehingga banyak yang tidak mendapatkan tempat duduk. Mereka pun terpaksa berdiri di tengah-tengah guyuran air hujan. Beberapa di antaranya ada yang memilih berlindung di bawah pohon.

Mereka adalah warga dari berbagai desa di Lueng Bata yang menghadiri pelantikan pengurus Komite Pemenangan Partai Aceh (KPPA) Sagoe Lueng Bata. Hujan lebat tak mengurangi semangat mereka untuk bertahan di sana.

Ketua KPPA Banda Aceh, Nurul Kamal, mengatakan semangat yang ditunjukkan oleh masyarakat yang hadir di sana, mengingatkannya pada sosok Teungku Imum Lueng Bata.
***
Teungku Imum Lueng Bata adalah pejuang Aceh yang dengan gagah berani menghadang pasukan Belanda saat penjajah itu ingin menguasai Kutaradja (Kota Banda Aceh-red).

Teungku Imum Lueng Bata merupakan pemimpin Kemukiman Lueng Bata atau seorang Uleebalang yang bernama asli Teuku Nyak Radja, dan ia juga anak Teungku Chik Lueng Bata.

Lueng Bata ini dulunya merupakan daerah kekuasaan Kerajaan Aceh dan berada langsung di bawah kesultanan.

Konon, menurut sejarah, Teungku Imum Lueng Bata yang menembak Kohler dari  jarak 100 meter saat Belanda melakukan agresinya sekitar 1873.

Teuku Nyak Radja melepaskan satu tembakan dan tepat mengenai jantung Kohler setelah sebelumnya menembus lensa teropong yang disangkut di lehernya. Pada saat peluru menembus dadanya, Kohler sempat berucap, “Oh God Ik Ben Getroffen (Oh Tuhan Aku Kena).”

Kohler roboh di bawah pohon Geulumpang yang kemudian dinamakan oleh Belanda dengan Kohlerboom atau pohon Kohler. Peristiwa tewasnya Jenderal Kohler oleh seorang sniper ini menggemparkan seluruh pasukan Belanda di Aceh dan juga seluruh dunia terutama Eropa.

Makam Teuku Nyak Raja atau Teungku Imum Lueng Bata sendiri hingga saat ini belum ditemukan. Catatan sejarah hanya mencatat bahwa ia syahid dalam pengejaran pasukan Belanda, tetapi tidak mencatat lokasi syahidnya. Namun ada juga yang mengatakan jika sosok itu syahid di Geulumpang Minyeuk, Kabupaten Pidie.
***
Nurul Kamal meminta pengurus KPPA Sagoe Lueng Bata harus meniru sosok Teungku Imum Lueng Bata.

“Demikian juga pengurus KPPA Sagoe Lueng Bata. Harus mampu menjadi benteng dalam memperjuangkan marwah Aceh pada pemilu 2014 nanti,” kata Nurul Kamal. Kader Partai Aceh juga diminta bekerja keras untuk meraih kemenangan, termasuk di Lueng Bata.

“Karena Anda-Andalah penerus perjuangan Teungku Imum Lueng Bata saat ini,” ujar Nurul Kamal lagi.
Saat ini, kata dia lagi, banyak kampanye negatif yang ditujukan kepada Partai Aceh.

“Namun pengurus KPPA Sagoe Lueng Bata harus mampu menunjukkan bahwa hal itu tidak benar. Anda harus berjuang untuk meraih kemenangan di Lueng Bata,” kata dia.

Jika mampu bekerja secara maksimal, kata dia lagi, Partai Aceh akan mampu meraih kursi maksimal untuk DPRK Banda Aceh. “Lima kursi DPRK akan mampu kita ambil,” ujar dia.

Ketua DPW Partai Aceh Kota Banda Aceh, Mukhlis Abee, dalam sambutannya mengatakan Partai Aceh akan terus mengawal butir-butir hasil perjanjian atau MoU di Helsinki hingga tuntas direalisasi oleh pemerintah pusat. Tindakan ini dinilai penting sehingga MoU Helsinki tidak seperti perjanjian Lamteh semasa pemerintahan Soekarno.

“Ini mengapa kita harus menang untuk tingkat DPRK dan DPR Aceh,” kata Mukhlis Abee di hadapan ratusan masyarakat yang hadir.

Menurutnya, keberadaan Partai Aceh berbeda dengan partai lokal dan nasional lainnya di Aceh.

“Jika partai lain, mungkin hanya membahas pembentukannya di atas meja. Sedangkan Partai Aceh adalah kelanjutan perjuangan Aceh. Dari masa DI/TII, AM, GAM, KPA dan sekarang Partai Aceh,” ujar Mukhlis Abee yang juga Jubir KPA Pusat ini lagi.

Selain itu, kader Partai Aceh juga diminta menguatkan barisan guna memenangkan partai tersebut di pemilu 9 April mendatang.

“Kita harus menjalin kekompakan dan solid. Jangan sampai kita dihantam dari luar oleh orang lain, kemudian dari dalam (internal-red) sendiri kita pecah belah,” kata Mukhlis Abee.

Menurutnya, keberadaan Kota Banda Aceh sangat penting bagi Partai Aceh. Kemenangan akan lebih dirasakan apabila Kota Banda Aceh mampu didominasi partai Aceh.

“Oleh karena itu untuk meraih hal ini, perlu kerja keras dari semua kader. Jangan saling menyalahkan serta berpecah belah,” ujar dia.
***
ACARA baru selesai saat jarum jam menunjukkan pukul 23.30 WIB. Saat itu hujan sudah reda. Arus lalu lintas yang tadinya mulai sepi kembali padat. Beberapa pria yang memakai jaket Partai Aceh mencoba membantu Satgas untuk mengatur arus lalu lintas agar tak macet.

Teriakan, “Hidup Partai Aceh,” masih terdengar dari kejauhan saat The Atjeh Times meninggalkan lokasi itu.

sumber : atjehpost.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Top 5 News

Contact Us About Us Privacy Help Redaksi Info Iklan F A Q