Banda Aceh - Menikmati terik matahari di pantai berpasir putih, berselancar di
ombak laut yang biru, dan menunggu keanggunan matahari terbenam tidak
hanya bisa dinikmati di Bali. Aceh punya Pantai Lampuuk yang memiliki
semua kelebihan itu. Pantai yang berada di wilayah Kecamatan Lhoknga,
Aceh Besar, ini menghadap ke Samudra Hindia.
Lokasi
Pantai Lampuuk persisnya di wilayah barat Aceh, sekitar 15 kilometer
dari Banda Aceh. Kondisi jalan menuju ke tempat itu cukup bagus sehingga
memudahkan wisatawan. Belum ada angkutan umum ke sana sehingga
wisatawan harus menggunakan kendaraan pribadi.
Pantai
Lampuuk memiliki garis pantai sepanjang sekitar 5 kilometer. Pantai ini
berpasir putih bersih nan lembut, air laut berwarna biru kehijauan, dan
ombak yang bersahabat untuk para peselancar. Ke arah daratan terdapat
pepohonan pinus yang rimbun dan lebih jauh lagi terlihat deretan
pegunungan yang hijau.
Ketika Kompas ke
pantai tersebut pada 13 Januari lalu, terlihat para pengunjung menikmati
suasana pantai tersebut. Ada pengunjung yang berenang sembari bermain
ombak, ada yang membuat istana dari pasir, ada yang bermain banana boat,
dan ada pula yang sekadar duduk di pinggiran pantai atau di pondokan
sembari minum es kelapa muda.
Ketika petang
menjelang, pengunjung pun bergegas ke pinggir pantai menanti sang surya
turun ke peraduannya. Kebanyakan mereka bersiap dengan kamera
masing-masing untuk mengabadikan keindahan alam kala sang surya terbenam
di ufuk barat.
Panorama alam itu membuat
Pantai Lampuuk menjadi salah satu primadona wisata di Aceh. Apalagi,
pantai itu berada di daerah perkampungan yang masih sepi dan tenang. Di
sana, wisatawan bisa sesaat melepas penat dari hiruk-pikuk suasana kota
yang bising.
Hal itulah yang menjadi alasan
Deski Dwi Rizki (19) dan teman-temannya berwisata ke Pantai Lampuuk.
Deski mengatakan, ia dan teman-temannya sering ke Pantai Lampuuk,
terutama saat liburan.
"Tempat ini sangat cocok
untuk refreshing selepas mengikuti ujian semester yang melelahkan,"
ujar mahasiswa Jurusan Informatika Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh,
itu.
Tak hanya bagi wisatawan lokal Aceh, keindahan Pantai Lampuuk juga menggoda sejumlah wisatawan dari luar Aceh untuk datang.
"Pantai
Lampuuk membuat warga dari luar Aceh, terutama Medan, tidak perlu
jauh-jauh ke Bali untuk melihat indahnya pantai berpasir putih dan laut
biru yang bersih," kata Muhammad Rija Juhari (21), warga Medan, Sumatera
Utara.
Mulai bangkit
Pascatragedi
tsunami dan perjanjian damai Aceh, sektor pariwisata di Aceh memang
kembali menggeliat. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Aceh, jumlah
wisatawan domestik dan mancanegara ke Aceh terus meningkat, khususnya
tiga tahun terakhir.
Jumlah wisatawan domestik
ke Aceh sebanyak 720.079 orang pada tahun 2010. Jumlah itu terus
meningkat menjadi 959.545 orang pada 2011 dan 1.026.800 orang tahun
2012. Adapun jumlah tamu mancanegara ke Aceh sebanyak 20.648 orang pada
tahun 2010. Jumlah itu terus bertambah menjadi 28.054 orang tahun 2011
dan 28.993 orang pada 2012.
Momentum itu tidak
disia-siakan oleh masyarakat di sekitar Pantai Lampuuk. Mereka membangun
bungalo untuk para wisatawan yang ingin beristirahat ataupun bermalam
di sana. Ada pula pedagang yang membangun warung dan pondokan di tepian
pantai.
Bahkan, di antara para pemilik bungalo,
warung, dan pondokan itu ada beberapa warga dari luar Lhoknga. Sinong
(35), warga Sigli, Pidie, misalnya, memanfaatkan celah bisnis di daerah
itu dengan membangun warung dan pondokan di tepian Pantai Lampuuk sejak
tiga tahun lalu.
"Pantai ini semakin ramai
sejak tsunami dan perjanjian damai Aceh. Terutama pada Sabtu dan Minggu,
tempat ini padat sekali. Untuk menambah pemasukan, saya pun berjualan
di sini," kata Sinong.
Muhammad Zikru (26),
warga Desa Lamlhom, Lhoknga, Aceh Besar, menuturkan, memang pascatsunami
dan perjanjian damai Aceh, obyek wisata Pantai Lampuuk semakin ramai
dikunjungi wisatawan domestik dan mancanegara. Kondisi itu merupakan
cermin betapa menarik keindahan alam Aceh sehingga pasca-terjangan
tsunami bisa lekas bangkit dan kembali dikunjungi wisatawan.
"Padahal,
tahun 2004, pantai ini merupakan salah satu tempat terparah yang
dihantam tsunami. Bahkan, akibat musibah itu, separuh warganya menjadi
korban dan hanya satu bangunan yang tersisa, yakni Masjid Rahmatullah
Lampuuk," ujarnya.
Zikru berharap pemerintah setempat tidak menyia-nyiakan potensi alam dan momentum kebangkitan sektor pariwisata Aceh itu.
"Hingga
sekarang, Pantai Lampuuk masih dikelola oleh masyarakat setempat.
Akibatnya, pengelolaan obyek wisata ini belum maksimal. Terbukti masih
banyak sampah dan kotoran ternak di sekitar tempat ini," ucapnya.
Zikru
juga berharap pemerintah dapat membuat syariah Islam yang bersinergi
dengan kebangkitan sektor pariwisata di Aceh. Jangan sampai penerapan
syariah Islam menjadi semacam 'musuh' untuk perkembangan sektor
pariwisata, terutama obyek wisata pantai.
"Bangkitnya
pariwisata secara tidak langsung dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat Aceh, terutama yang hidup di daerah sekitar obyek wisata,"
katanya.
sumber : http://www.acehonline.info
Tidak ada komentar:
Posting Komentar