">

Minggu, 09 Februari 2014

Kabar Duka Itu Jadi Kenyataan

Do you want to share?

Do you like this story?

KABAR meninggalnya Wali Kota Banda Aceh Mawardy Nurdin, kemarin, menghebohkan masyarakat di seluruh penjuru Aceh. Banyak warga yang awalnya antara percaya dan tidak terhadap informasi yang diterima. Hingga adanya informasi resmi bahwa Ketua DPD Partai Demokrat Aceh itu meninggal pukul 19.40 WIB pun, masih banyak masyarakat yang meragukan keterangan itu.


Pasalnya, sejak kemarin pagi, beredar kabar begitu cepat melalui berbagai media sosial seperti Blackberry Messeger (BBM), SMS, Twitter dan dari mulut ke mulut, yang menyebutkan Wali Kota Banda Aceh itu sudah meninggal di Rumah Sakit Zainoel Abidin (RSUZA) Banda Aceh.

Kabar ini kemudian menjadi bahan pembicaraan banyak orang. Apalagi, baru satu hari yang lalu, Kepala Dinas Bina Marga Aceh, Ir Zahruddin meninggal di RSUZA. Informasi ini menjadi pembicaraan banyak warga, karena sosok Zahruddin dikenal begitu dekat, bahkan disebut juga sebagai ‘tangan kanan’ Mawardy Nurdin.

Informasi yang dihimpun Serambi, hampir semua jabatan yang dimiliki Mawardy, saat akan mencalonkan diri untuk kedua kalinya sebagai Calon Wali Kota Banda Aceh, ia ‘serahkan’ kepada Zahruddin yang kala itu menjabat Kadis PU Banda Aceh.

Informasi yang beredar sejak pagi hari itu kemudian diluruskan oleh Wakil Wali Kota Banda Aceh Illiza Sa’aduddin Djamal melalui wawancara langsung di Radio Serambi FM 90.2 MHz sekitar pukul 14.11 WIB. “Pak Wali Kota saat ini dalam perawatan tim medis RSU Zainal Abidin. Kondisi beliau mulai stabil. Meski demikian kami tetap mohon doa dari seluruh masyarakat untuk kesembuhan beliau,” kata Illiza sambil terisak dalam wawancara khusus dengan Radio Serambi FM 90.2 MHz pukul 14.11 WIB.

Namun, sekitar pukul 20.00 WIB, masyarakat digemparkan lagi dengan SMS dan BBM yang kembali mengabarkan Wali Kota Banda Aceh meninggal. Beragam reaksi warga setelah menerima informasi ini. Ada yang menilai BBM dan SMS itu dikirim lagi oleh orang-orang iseng, ada juga yang mencoba mencari kebenaran informasi ini.

Serambi juga menerima banyak SMS, BBM, dan telepon yang mempertanyakan kebenaran informasi tersebut. Namun pada akhirnya keraguan sirna setelah Kabag Humas Setdako Banda Aceh, Drs Marwan Jalil menelepon Serambi sekitar pukul 19.45 WIB. “Pak Wali sudah meninggalkan kita,” ujar Marwan, lirih. Duka pun menyelimuti kota ini, Kota Banda Aceh tercinta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Top 5 News

Contact Us About Us Privacy Help Redaksi Info Iklan F A Q