KABAR meninggalnya Wali Kota Banda Aceh Mawardy Nurdin, kemarin,
menghebohkan masyarakat di seluruh penjuru Aceh. Banyak warga yang
awalnya antara percaya dan tidak terhadap informasi yang diterima.
Hingga adanya informasi resmi bahwa Ketua DPD Partai Demokrat Aceh itu
meninggal pukul 19.40 WIB pun, masih banyak masyarakat yang meragukan
keterangan itu.
Pasalnya, sejak kemarin pagi, beredar kabar begitu cepat melalui
berbagai media sosial seperti Blackberry Messeger (BBM), SMS, Twitter
dan dari mulut ke mulut, yang menyebutkan Wali Kota Banda Aceh itu sudah
meninggal di Rumah Sakit Zainoel Abidin (RSUZA) Banda Aceh.
Kabar
ini kemudian menjadi bahan pembicaraan banyak orang. Apalagi, baru satu
hari yang lalu, Kepala Dinas Bina Marga Aceh, Ir Zahruddin meninggal di
RSUZA. Informasi ini menjadi pembicaraan banyak warga, karena sosok
Zahruddin dikenal begitu dekat, bahkan disebut juga sebagai ‘tangan
kanan’ Mawardy Nurdin.
Informasi yang dihimpun Serambi, hampir
semua jabatan yang dimiliki Mawardy, saat akan mencalonkan diri untuk
kedua kalinya sebagai Calon Wali Kota Banda Aceh, ia ‘serahkan’ kepada
Zahruddin yang kala itu menjabat Kadis PU Banda Aceh.
Informasi
yang beredar sejak pagi hari itu kemudian diluruskan oleh Wakil Wali
Kota Banda Aceh Illiza Sa’aduddin Djamal melalui wawancara langsung di
Radio Serambi FM 90.2 MHz sekitar pukul 14.11 WIB. “Pak Wali Kota saat
ini dalam perawatan tim medis RSU Zainal Abidin. Kondisi beliau mulai
stabil. Meski demikian kami tetap mohon doa dari seluruh masyarakat
untuk kesembuhan beliau,” kata Illiza sambil terisak dalam wawancara
khusus dengan Radio Serambi FM 90.2 MHz pukul 14.11 WIB.
Namun,
sekitar pukul 20.00 WIB, masyarakat digemparkan lagi dengan SMS dan BBM
yang kembali mengabarkan Wali Kota Banda Aceh meninggal. Beragam reaksi
warga setelah menerima informasi ini. Ada yang menilai BBM dan SMS itu
dikirim lagi oleh orang-orang iseng, ada juga yang mencoba mencari
kebenaran informasi ini.
Serambi juga menerima banyak SMS, BBM,
dan telepon yang mempertanyakan kebenaran informasi tersebut. Namun pada
akhirnya keraguan sirna setelah Kabag Humas Setdako Banda Aceh, Drs
Marwan Jalil menelepon Serambi sekitar pukul 19.45 WIB. “Pak Wali sudah
meninggalkan kita,” ujar Marwan, lirih. Duka pun menyelimuti kota ini,
Kota Banda Aceh tercinta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar