Dalam pelantikan yang berlangsung di Anjong Mon Mata, Kompleks Pendapa Gubernur Aceh itu, Zaini Abdullah mengharapkan Bank Aceh harus bisa menjadi bank usaha kecil menenga
h (UKM) yang baik dan go international. “Maksudnya, bank ini perlu membuka jaringan bisnis perbankannya hingga ke berbagai negara di dunia,” kata Gubernur Zaini.
Prosesi pelantikan itu diawali dengan pembacaan sumpah jabatan, kemudian penandatanganan berita acara sumpah jabatan, dan kata-kata pelantikan.
Ketiga direksi baru Bank Aceh ini merupakan figur yang berhasil lulus fit and proper test yang dilakukan Bank Indonesia dan terpilih secara aklamasi dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS LB) pada Desember lalu. Mereka adalah Busra Abdullah sebagai Direktur Utama, Zikri A Gani sebagai Direktur Kepatuhan dan Sumber Daya Manusia (SDM), serta Rusydi M Adam sebagai Direktur Operasional.
Dalam pidatonya, Gubernur Zaini menyatakan, Bank Aceh yang memiliki aset sangat besar (mencapai Rp 15,4 triliun), ke depan harus bisa bekerja lebih maksimal lagi untuk percepatan pembangunan ekonomi masyarakat Aceh.
Untuk itu, Gubernur Zaini mengharapkan kepada jajaran direksi dan komisaris Bank Aceh yang mendapat amanah mengelola bank ini agar bekerja lebih keras lagi. “Kita minta perhatian pengurus Bank Aceh untuk memprioritaskan beberapa program, khususnya yang terkait dengan penyaluran kredit ke sektor produktif guna mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat dan tersedianya lapangan kerja,” kata Gubernur Zaini.
Pengembangan dan pelayanan dengan sistem syariah juga perlu ditingkatkan, mengingat Aceh merupakan daerah yang menerapkan syariat Islam dalam kehidupan masyarakatnya, tambah Zaini.
Menyikapi seruan Gubernur Zaini itu, Direktur Utama Bank Aceh, Busra Abdullah mengatakan, dia bersama dua direksi terpilih lainnya berkeinginan untuk mengembangkan Bank Aceh supaya benar-benar mendukung perekonomian daerah.
“Banyak hal yang bisa kita lakukan, terutama kredit-kredit mikro itu paling penting, pengembangan SDM, penyelesaian kredit-kredit bermasalah, dan teknologi IT perlu dikembangkan kembali, dan pengembangan jaringan sampai ke Jakarta. Mungkin ini yang sudah ditunggu-tunggu,” kata Busra.
Prioritas utama bagi Busra adalah menyelesaikan kredit bermasalah. “Pada akhir tahun ini kita bisa membawa non-performing loan (NPL) atau kredit bermasalah dari 4 persen menjadi 2,7 persen. Ini saya kira sangat bagus, sedang target awal kita menurunkannya ke level 2,86 persen, namun kita sudah over target. Tahun 2014 ini insya Allah kita akan lakukan yang terbaik lagi,” imbuhnya.
Pelantikan tiga direksi itu dihadiri seluruh kepala cabang PT Bank Aceh kabupaten/kota se-Aceh, juga turut dihadiri forum komunikasi pimpinan daerah, kepala-kepala Satuan Kerja Pemerintah Aceh (SKPA), serta ratusan tamu undangan lainnya.
Seusai pelantikan, Direktur Utama Bank Aceh yang didampingi Gubernur Zaini menyerahkan ambulans bantuan yang dibeli menggunakan dana corporate social responsibility (CSR) PT Bank Aceh.
Ambulans bantuan itu jumlahnya 24 unit, sesuai jumlah kabupaten/kota di Aceh ditambah satu untuk Rumah Sakit Umum dr Zainoel Abidin (RSUZA) Banda Aceh. Namun, kemarin hanya tiga unit yang diserahkan secara simbolis, masing-masing kepada Wali Kota Sabang Zulkifli H Adam, Bupati Aceh Singkil Safriadi Manik SH, dan Direktur RSUZA Dr dr Syahrul SpS(K).
“Untuk daerah lainnya ambulans bantuan Bank Aceh akan segera kita serahkan,” ujar Humas Bank Aceh, Amal Hasan. Dia berharap, program CSR Bank Aceh ini berlanjut dan terus dikembangkan dalam bentuk bantuan lainnya, seperti membangun sarana umum dan sebagainya.
sumber : Serambi Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar