Asal Inggris dan Australia Untuk Singgah Ke Aceh
Asal Inggris dan Australia Untuk Singgah Ke Aceh
14 Oktober 2013
Foto : Penumpang kapal pesiar Calledonian Sky. Sebanyak 88 turis asal
Australia dan Inggris tersebut menghabiskan waktu selama empat jam untuk
mengunjungi sejumlah objek wisata di Kota Banda Aceh sebelum
melanjutkan pelayaran ke Pulau Simeulue (Aceh) dan Pulau Nias, Medan
BANDA ACEH - Kapal pesiar Calledonian Sky, Minggu (13/10) sekitar pukul
14.00 WIB, menyinggahi perairan Aceh. Kapal pesiar itu membawa 88 turis
asal Australia dan Inggris. Para turis ini kemudian mengunjungi
sejumlah objek wisata di Kota Banda Aceh.
Amatan Serambi, rombongan yang merapat ke pelabuhan menggunakan sekoci
itu disambut tarian tradisional Aceh yang dipersiapkan Dinas Pariwisata
dan Kebudayaan Aceh (Disbudpar) Kota Banda Aceh. Mereka harus
menggunakan sekoci untuk mencapai daratan, karena kapal pesiar tidak
bisa merapat ke pelabuhan.
Sekretaris Asosiasi Pelaku
Pariwisata Indonesia (ASPPI) sekaligus koordinator tur, Umar mengatakan
kondisi pelabuhan Ulee Lheue tidak memungkinkan bagi kapal yang
berukuran lebih besar itu untuk merapat. Karenanya, ujarnya, kapal
tersebut berhenti di laut dan penumpangnya menggunakan sekoci untuk
mencapai daratan.
“Setelah semua berkumpul, rombongan turis ini
mengunjungi beberapa tempat wisata seperti Kapal Apung, Blangpadang,
Museum Tsunami, Museum Aceh, dan Taman Putroe Phang. Kita harapkan
dengan kedatangan para turis ini dapat memperkenalkan tempat-tempat
wisata di Aceh umumnya dan Banda Aceh khususnya. Semakin banyak turis
asing yang masuk, maka PAD Aceh akan meningkat,” katanya kepada Serambi.
Panitia tur Umi mengatakan, sebelum tiba di Banda Aceh kemarin siang,
para turis itu bermalam di Lhokseumawe dan paginya (Minggu pagi-red)
terlebih dahulu mengunjungi Sabang. “Pukul 18.00 WIB (kemarin sore-red)
para turis ini melanjutkan perjalanan ke Simeulu, sebagai tujuan
terakhir tur Se-Sumatera. Setelah itu, mereka kembali ke Sumatera
Utara,” jelasnya.
Jadi, lanjut dia, turis-turis ini hanya
menghabiskan waktu sekitar empat jam untuk mengunjungi tempat-tempat
wisata yang ada di Banda Aceh.
14 Oktober 2013
Foto : Penumpang kapal pesiar Calledonian Sky. Sebanyak 88 turis asal Australia dan Inggris tersebut menghabiskan waktu selama empat jam untuk mengunjungi sejumlah objek wisata di Kota Banda Aceh sebelum melanjutkan pelayaran ke Pulau Simeulue (Aceh) dan Pulau Nias, Medan
BANDA ACEH - Kapal pesiar Calledonian Sky, Minggu (13/10) sekitar pukul 14.00 WIB, menyinggahi perairan Aceh. Kapal pesiar itu membawa 88 turis asal Australia dan Inggris. Para turis ini kemudian mengunjungi sejumlah objek wisata di Kota Banda Aceh.
Amatan Serambi, rombongan yang merapat ke pelabuhan menggunakan sekoci itu disambut tarian tradisional Aceh yang dipersiapkan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Aceh (Disbudpar) Kota Banda Aceh. Mereka harus menggunakan sekoci untuk mencapai daratan, karena kapal pesiar tidak bisa merapat ke pelabuhan.
Sekretaris Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia (ASPPI) sekaligus koordinator tur, Umar mengatakan kondisi pelabuhan Ulee Lheue tidak memungkinkan bagi kapal yang berukuran lebih besar itu untuk merapat. Karenanya, ujarnya, kapal tersebut berhenti di laut dan penumpangnya menggunakan sekoci untuk mencapai daratan.
“Setelah semua berkumpul, rombongan turis ini mengunjungi beberapa tempat wisata seperti Kapal Apung, Blangpadang, Museum Tsunami, Museum Aceh, dan Taman Putroe Phang. Kita harapkan dengan kedatangan para turis ini dapat memperkenalkan tempat-tempat wisata di Aceh umumnya dan Banda Aceh khususnya. Semakin banyak turis asing yang masuk, maka PAD Aceh akan meningkat,” katanya kepada Serambi.
Panitia tur Umi mengatakan, sebelum tiba di Banda Aceh kemarin siang, para turis itu bermalam di Lhokseumawe dan paginya (Minggu pagi-red) terlebih dahulu mengunjungi Sabang. “Pukul 18.00 WIB (kemarin sore-red) para turis ini melanjutkan perjalanan ke Simeulu, sebagai tujuan terakhir tur Se-Sumatera. Setelah itu, mereka kembali ke Sumatera Utara,” jelasnya.
Jadi, lanjut dia, turis-turis ini hanya menghabiskan waktu sekitar empat jam untuk mengunjungi tempat-tempat wisata yang ada di Banda Aceh.
Foto : Penumpang kapal pesiar Calledonian Sky. Sebanyak 88 turis asal Australia dan Inggris tersebut menghabiskan waktu selama empat jam untuk mengunjungi sejumlah objek wisata di Kota Banda Aceh sebelum melanjutkan pelayaran ke Pulau Simeulue (Aceh) dan Pulau Nias, Medan
BANDA ACEH - Kapal pesiar Calledonian Sky, Minggu (13/10) sekitar pukul 14.00 WIB, menyinggahi perairan Aceh. Kapal pesiar itu membawa 88 turis asal Australia dan Inggris. Para turis ini kemudian mengunjungi sejumlah objek wisata di Kota Banda Aceh.
Amatan Serambi, rombongan yang merapat ke pelabuhan menggunakan sekoci itu disambut tarian tradisional Aceh yang dipersiapkan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Aceh (Disbudpar) Kota Banda Aceh. Mereka harus menggunakan sekoci untuk mencapai daratan, karena kapal pesiar tidak bisa merapat ke pelabuhan.
Sekretaris Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia (ASPPI) sekaligus koordinator tur, Umar mengatakan kondisi pelabuhan Ulee Lheue tidak memungkinkan bagi kapal yang berukuran lebih besar itu untuk merapat. Karenanya, ujarnya, kapal tersebut berhenti di laut dan penumpangnya menggunakan sekoci untuk mencapai daratan.
“Setelah semua berkumpul, rombongan turis ini mengunjungi beberapa tempat wisata seperti Kapal Apung, Blangpadang, Museum Tsunami, Museum Aceh, dan Taman Putroe Phang. Kita harapkan dengan kedatangan para turis ini dapat memperkenalkan tempat-tempat wisata di Aceh umumnya dan Banda Aceh khususnya. Semakin banyak turis asing yang masuk, maka PAD Aceh akan meningkat,” katanya kepada Serambi.
Panitia tur Umi mengatakan, sebelum tiba di Banda Aceh kemarin siang, para turis itu bermalam di Lhokseumawe dan paginya (Minggu pagi-red) terlebih dahulu mengunjungi Sabang. “Pukul 18.00 WIB (kemarin sore-red) para turis ini melanjutkan perjalanan ke Simeulu, sebagai tujuan terakhir tur Se-Sumatera. Setelah itu, mereka kembali ke Sumatera Utara,” jelasnya.
Jadi, lanjut dia, turis-turis ini hanya menghabiskan waktu sekitar empat jam untuk mengunjungi tempat-tempat wisata yang ada di Banda Aceh.