Aceh Utara - Indkiasi korupsi yang terjadi pada pembangunan SMKN1 Sawang setelah kepala sekolah sebelumnya atas nama Dr Murdani, yang memilih kabur karena indikasi korupsi muncul, kini sekolah tersebut kembali bermasalah.
Pemungutan
biaya Rp20 ribu kepada siswa baru perdana yang berjumlah 84 orang
tersebut. Tindakan ini, kepala sekolah Aminuddin dinilai telah mencoreng
dunia pendidikan yang selama ini digratiskan.
Informasi
dihimpun Waspada pekan lalu, kepala sekolah Aminuddin, MPd mengutip Rp20
ribu kepada tiap-tiap siswa miskin di pedalaman Aceh Utara ini. Kata
sejumlah wali murid, kepala sekolah mengutip uang bukan hasil rapat para
wali siswa. “Anak saya meminta uang ke saya Rp20 waktu daftar karena
diminta oleh pak kepala,” kata salah seorang wali siswa.
Sementara tokoh
pemuda Desa Lhok Kuyun, tempat sekolah ini berdiri, Fuadi, 35, mengaku,
sekolah ini baru tahun ini menerima siswa perdana. Sebab itu, pihak
gampong (desa) dan tokoh masyarakat belum membentuk komite sekolah.
Pengutipan sejumlah uang kepada siswa adalah inisiatif kepala sekolah.
“Itu kepala
sekolah yang kutip uang, bukan kesepatakan komite dan wali siswa. Dia
ingin mencari keuntungan pribadi. Karena sekolah ini di pedalaman dan
masyarakat seolah tak tau apa-apa, maka seenaknya dia bisa mencoba
klabui masyarakat. Padahal pendidikan saat ini gratis, berarti dia
mencoreng dunia pendidikan,” ujar Fuadi penuh kesal.
Ketua Majelis
Pendidikan Daerah (MPD) Aceh Utara, Ibrahim Bewa mengatakan, pihak
sekolah tidak boleh mengutip uang dari siswa sekecil apapun. Namun,
kalau pengutipan uang dilakukan oleh komite, dan uang tersebut dikelola
oleh komite sendiri.
sumber : The Aceh Traffic