KUNJUNGAN WISATAWAN KE ACEH MENURUN
04 Agustus 2013

Banda
Aceh - Ragam tradisi menyambu Ramadan dilakoni warga Aceh ternyata
belum mampu menjadi daya pikat turis. Badan Pusat Statistik (BPS)
mencatat, kunjungan wisatawan mancanegara ke provinsi itu justru anjlok
pada Juni 2013 atau jelang masuknya bulan suci.
Kepala BPS
Aceh, Hermanto menyebutkan, pada bulan itu jumlah turis asing yang
bertandang ke Aceh hanya 1.140 orang atau mengalami penurunan 0,79
persen dibandingkan kunjungan bulan sebelumnya yang mencapai mencapai
1.131 orang.
“Turunnya jumlah
kunjungan ini salah satunya dipengaruhi oleh berkurangnya minat wisman
berlibur ke Aceh menjelang puasa bulan puasa,” katanya di Banda Aceh,
Sabtu (3/8/2013).
Pada Juni lalu, mayoritas turis asing yang
berkunjung ke Aceh berasal dari Malaysia yakni mencapai 855 orang.
Jumlah ini naik 23 orang dibanding angka kunjungan bulan sebelumnya.
Kemudian disusul wisatawan China sebanyak 31 orang, Amerika Serikat 27
orang, Australia 23 orang, Perancis 22 orang, Inggris 18 orang dan
Belanda 13 orang.
Secara kumulatif dalam semester pertama ini,
Aceh sudah dikunjungi 6.385 wisatawan mancanegara. Turis asal
negara-negara ASEAN masih mendominasi sebanyak 880 orang, disusul Eropa
sebanyak 134 orang, kemudian negara-negara Asia di luar Asen 52 orang.
Selanjutnya Amerika dan Oseania masing-masing 38 orang dan 25 orang.
Turunnya kunjungan wisatawan ke Aceh menjelang Ramadan seharusnya tak
perlu terjadi, karena provinsi itu memiliki sejumlah tradisi unik yang
tak ada di daerah lain dalam menjelang dan saat masuknya bulan suci.
Ketua Majelis Adat Aceh, Badruzzaman Ismail mencontohkan, tradisi
meugang yang diperingati warga dua dan sehari jelang Ramadan bisa
dikemas menjadi paket wisata yang bisa dijual kepada turis. "Karena
tradisi ini memang unik," katanya.
Selain meugang, suasana
Ramadan di Aceh yang penuh dengan tradisi-tradisi kebersamaan dan
religinya juga bisa dijadikan paket wisata. "Tinggal kita mengemasnya
seperti apa," sebut Badruzzaman.
Menurutnya budaya dan tradisi
di Aceh memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai paket wisata
yang bisa menarik minat wisatawan asing, namun pemerintah selama ini
belum maksimal melakukannya.