">

Rabu, 07 Agustus 2013

Muhammadiyah Tak Akan Hadiri Sidang Isbat Hari Ini

Do you want to share?

Do you like this story?

Muhammadiyah Tak Akan Hadiri Sidang Isbat Hari Ini
"Kapan tarawih, kapan Idul Fitri, pemerintah tidak perlu ikut campur."

FOTO : Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin

VIVAnews - Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah, Din Syamsuddin, memastikan organisasinya tidak akan menghadiri sidang Isbat untuk penentuan 1 Syawal yang akan digelar hari ini, Rabu 7 Agustus 2013--meskipun diundang oleh pemerintah.

Menurut Din, selama ini argumentasi Muhammadiyah tak pernah dipertimbangkan dalam menentukan waktu puasa maupun Idul Fitri.

"Muhammadiyah tidak ikut rapat Isbat. Karena saat Menteri Agama dijabat Suryadharma Ali, penentuan awal dan akhir puasa sangat dipolitisir. Dan kami hanya dijadikan pemanis saja," kata Din.

Din menjelaskan Muhammadiyah selalu menentukan awal dan akhir Ramadan secara ilmiah sesuai dengan ajaran Islam. Di tahun ini, Muhammadiyah telah menetapkan akhir Ramadan pada Rabu 7 Agustus 2013, dan Hari Raya Idul Fitri 1434 Hijriyah jatuh pada Kamis 8 Agustus 2013.

Sebelumnya telah terjadi pertemuan antara matahari, bulan, dan bumi pada suatu garis lurus. Hal itu diartikan bulan lama telah berakhir dan berganti masuk bulan yang baru.

"Tapi persoalan ini tidak perlu dibesar-besarkan, tetap harus didialogkan, karena ada perbedaan," kata Din.

Semestinya, kata Din, pemerintah tidak perlu ikut campur dalam penentuan awal Ramadan dan Idul Fitri. Sebab, hal ini ada di ranah keyakinan umat dan pemerintah tidak memiliki kewenangan mengaturnya.

"Kapan tarawih, kapan Idul Fitri pemerintah tidak perlu ikut campur," kata dia.

Sidang Isbat yang biasanya digelar pada pukul 17.00 WIB, akan dipercepat menjadi pukul 13.30 WIB. Pemerintah berharap Idul Fitri akan dirayakan secara bersama.

Menteri Agama Surya Dharma Ali mengatakan dimajukannya jadwal sidang ini dikarenakan akan didahului dengan diskusi yang akan menjawab berbagai macam pertanyaan masyarakat tentang mengapa awal Ramadan dan awal bulan Syawal selalu berbeda dan tidak pernah serentak.

"Kami akan bahas, di samping nanti kami akan meminta dari negara sahabat untuk menyampaikan pengalaman di negara mereka bagaimana cara menetapkan awal bulan di negara masing-masing," ujarnya di Istana Negara, Jakarta, Jumat 2 Agustus 2013. (kd)
Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin
07 Agustus 2013
"Kapan tarawih, kapan Idul Fitri, pemerintah tidak perlu ikut campur."
Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah, Din Syamsuddin, memastikan organisasinya tidak akan menghadiri sidang Isbat untuk penentuan 1 Syawal yang akan digelar hari ini, Rabu 7 Agustus 2013--meskipun diundang oleh pemerintah.

Menurut Din, selama ini argumentasi Muhammadiyah tak pernah dipertimbangkan dalam menentukan waktu puasa maupun Idul Fitri.

"Muhammadiyah tidak ikut rapat Isbat. Karena saat Menteri Agama dijabat Suryadharma Ali, penentuan awal dan akhir puasa sangat dipolitisir. Dan kami hanya dijadikan pemanis saja," kata Din.

Din menjelaskan Muhammadiyah selalu menentukan awal dan akhir Ramadan secara ilmiah sesuai dengan ajaran Islam. Di tahun ini, Muhammadiyah telah menetapkan akhir Ramadan pada Rabu 7 Agustus 2013, dan Hari Raya Idul Fitri 1434 Hijriyah jatuh pada Kamis 8 Agustus 2013.

Sebelumnya telah terjadi pertemuan antara matahari, bulan, dan bumi pada suatu garis lurus. Hal itu diartikan bulan lama telah berakhir dan berganti masuk bulan yang baru.

"Tapi persoalan ini tidak perlu dibesar-besarkan, tetap harus didialogkan, karena ada perbedaan," kata Din.

Semestinya, kata Din, pemerintah tidak perlu ikut campur dalam penentuan awal Ramadan dan Idul Fitri. Sebab, hal ini ada di ranah keyakinan umat dan pemerintah tidak memiliki kewenangan mengaturnya.

"Kapan tarawih, kapan Idul Fitri pemerintah tidak perlu ikut campur," kata dia.

Sidang Isbat yang biasanya digelar pada pukul 17.00 WIB, akan dipercepat menjadi pukul 13.30 WIB. Pemerintah berharap Idul Fitri akan dirayakan secara bersama.

Menteri Agama Surya Dharma Ali mengatakan dimajukannya jadwal sidang ini dikarenakan akan didahului dengan diskusi yang akan menjawab berbagai macam pertanyaan masyarakat tentang mengapa awal Ramadan dan awal bulan Syawal selalu berbeda dan tidak pernah serentak.

"Kami akan bahas, di samping nanti kami akan meminta dari negara sahabat untuk menyampaikan pengalaman di negara mereka bagaimana cara menetapkan awal bulan di negara masing-masing," ujarnya di Istana Negara, Jakarta, Jumat 2 Agustus 2013. 
 
sumber :  Seuramoe Mekkah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Contact Us About Us Privacy Help Redaksi Info Iklan F A Q