">

Sabtu, 10 Agustus 2013

Malam ini, Warga Garot, Pidie Akan “ Berperang” Dengan Warga Di Seberang Sungai Atau Gampong Aree Dengan

Do you want to share?

Do you like this story?

09 Agustus 2013
Malam ini, Warga Garot, Pidie Akan “ Berperang” Dengan Warga Di Seberang Sungai Atau Gampong Aree Dengan " Toet Budé Triéng / Karbet (Meriam Bambu dan Karbit )

Foto : Warga Garot Mempersiapkan Meriam Karbit.

Sigli - Warga Garot, Pidie, menyemarakkan malam hari raya Idul Fitri dengan toet budé triéng (meriam bambu) dan karbet atau karbit. Pada hari raya tahun ini,  “perang” budé triéng dan karbet dimulai malam ini sekitar pukul 20.30 WIB.

Tradisi toet budé triéng dan karbet tersebut sudah berlangsung turun temurun bagi masyarakat yang mendiami Kemukiman Garot mulai dari Gampong Keubang, Kecamatan Indrajaya hingga Keulibeut, Kecamatan Pidie, Kabupaten Pidie.

Budé trieng dirancang dari bambu pilihan yang miliki pajang 100 hingga 130 centimeter. “Bambu untuk budé triéng dipilih yang tebal agar tidak mudah pecah atau retak ketika dibunyikan,” ujar Muklis, warga Garot kepada ATJEHPOSTcom, Jumat, 9 Agustus 2013.

Budé trieng tersebut, kata Mukhlis, diisi bahan bakar bensin agar ketika dibakar menghasilkan suara seperti ledakan. Sedangkan budé karbit dibuat dari drum bekas minyak. Biasanya sekitar lima drum yang disambungkan menjadi satu, lalu diisi karbit.

“Meriam karbit dari drum bekas ditimbun dengan tanah akan menghasilkan suara yang amat dahsyat,” kata Muklis.

Permainan tersebut, kata Mukhlis, dibiayai sejumlah warga yang mudik dari perantauan. Mereka menyumbang dana hingga terkumpul jutaan rupiah.

Malam ini, menurut Mukhlis, meriam-meriam tersebut mulai diledakkan. Masyarakat Garot akan “berperang” dengan warga di seberang sungai atau Gampong Aree, Kecamatan Delima.
Warga Garot Mempersiapkan Meriam Karbit.

 Toet Budé Triéng / Karbet (Meriam Bambu dan Karbit )

Sigli - Warga Garot, Pidie, menyemarakkan malam hari raya Idul Fitri dengan toet budé triéng (meriam bambu) dan karbet atau karbit. Pada hari raya tahun ini, “perang” budé triéng dan karbet dimulai malam ini sekitar pukul 20.30 WIB.


Tradisi toet budé triéng dan karbet tersebut sudah berlangsung turun temurun bagi masyarakat yang mendiami Kemukiman Garot mulai dari Gampong Keubang, Kecamatan Indrajaya hingga Keulibeut, Kecamatan Pidie, Kabupaten Pidie.

Budé trieng dirancang dari bambu pilihan yang miliki pajang 100 hingga 130 centimeter. “Bambu untuk budé triéng dipilih yang tebal agar tidak mudah pecah atau retak ketika dibunyikan,” ujar Muklis, warga Garot kepada ATJEHPOSTcom, Jumat, 9 Agustus 2013.

Budé trieng tersebut, kata Mukhlis, diisi bahan bakar bensin agar ketika dibakar menghasilkan suara seperti ledakan. Sedangkan budé karbit dibuat dari drum bekas minyak. Biasanya sekitar lima drum yang disambungkan menjadi satu, lalu diisi karbit.

“Meriam karbit dari drum bekas ditimbun dengan tanah akan menghasilkan suara yang amat dahsyat,” kata Muklis.

Permainan tersebut, kata Mukhlis, dibiayai sejumlah warga yang mudik dari perantauan. Mereka menyumbang dana hingga terkumpul jutaan rupiah.

Malam ini, menurut Mukhlis, meriam-meriam tersebut mulai diledakkan. Masyarakat Garot akan “berperang” dengan warga di seberang sungai atau Gampong Aree, Kecamatan Delima.
sumber : Kabar ACEH

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Contact Us About Us Privacy Help Redaksi Info Iklan F A Q