Banda Aceh – Pasca tsunami dan konflik bersenjata, Aceh
telah melakukan pemilihan dua kali yaitu pemilihan Presiden 2009 dan
Pemilukada 2012. Namun, proses tersebut masih dinilai belum mengakomodir
kepentingan perempuan, khususnya perempuan di Aceh.
Menyikapi hal tersebut, Solidaritas P
erempuan Aceh bersama anggota
dan perempuan akar rumput melakukan “Workshop Substansi dan Fasilitasi
bagi fasilitator pendidikan politik bagi pemilih perempuan dalam
menghadapi Pemilu 2014”.
Kegiatan yang difasilitasi oleh Puspa Dewy dan Rio Ismail dari
Solidaritas Perempuan Nasional ini dipusatkan di Hotel Rasamala Banda
Aceh yang berlangsung selama lima hari mulai tanggal 7 hingga 11
Februari 2014. Selain Puspa dan Rio, narasumber akan diisi juga oleh
pihak Komisi Pemilihan Umum Daerah Aceh (KPUD) dan Aktivis Aceh.
Rosmidar, koordinator program SP Aceh menjelaskan, tujuan workshop
ini untuk meningkatkan kapasitas pemahaman dan keterampilan bagi para
penggerak lapangan (fasilitator) dalam memfasilitasi diskusi kampung
untuk memperkuat para influencer (pemberi pengaruh) dan menggalang
dukungan publik, serta memantau tahapan penyelenggaraan Pemilu 2014.
“Selain itu agar bisa mempengaruhi perempuan-perempuan di kampung
sendiri sehingga mereka dapat berpartisipasi dalam pengambilan keputusan
pada Pemilu 9 April nanti,” ungkapnya.
Rosmidar menambahkan, kapasitas yang ditingkatkan bagi fasilitator
khususnya terhadap kaum perempuan yaitu dalam penggunaan media
komunikasi dan informasi, latihan negosiasi, public speaking, serta
pemahaman substansi dan teknik pemantauan pemenuhan kepentingan
perempuan dalam Pemilu mendatang.
“Sehingga Pemilu bisa berjalan sesuai dengan yang diinginkan oleh
kaum perempuan meskipun selama ini perempuan masih dianggap kalangan
marginal di kalangan masyarakat,” kataya.
sumber : Diliputnews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar