|  | 
| Koordinator wilayah barat KADIN suparno_aceh | 
Jakarta – Provinsi Aceh merupakan salah satu daerah investasi yang 
paling potensial di Indonesia. Bahkan saat ini Pemerintah Aceh sudah 
membuka kran investasi yang sangat besar baik di Sektor Agro Industri, 
Pariwisata, Infrastruktur dan Energi, Pe
rtambangan, hingga industry dan 
perdagangan. Sayangnya, Koordinator Wilayah Barat Kamar Dagang dan 
Industri (KADIN) Indonesia, Suparno STP melihat gerakan promosi 
investasi di Aceh masih minim.
“Aceh ini dilema dengan masa lalu. Stigma daerah konflik tak bisa 
dihilangkan serta-merta seperti membalikkan telapak tangan. Jadi mau 
tidak mau, promosinya harus dilakukan dengan massif. Anggaran untuk 
promosi itu perlu ditingkatkan. Dan ini juga bagian dari investasi yang 
harus dilakukan Pemerintah Aceh untuk menggaet investor. Nggak murah 
memang,” ujarnya kepada wartawan, Kamis (6/2/2014).
Masih menurut Presiden Gerakan Wirausaha Aceh (GWACH) itu, potensi 
investasi Aceh memang sudah menjadi buah bibir banyak pihak di sejumlah 
forum-forum bisnis nasional dan internasional. Bahkan sejumlah investor 
di sektor Agro Industri yang sudah menanamkan asetnya di sejumlah daerah
 acap kali bertanya perihal kenyaman berinvestasi di Aceh kepada 
dirinya. Secara personal, Suparno sudah melakukan sejumlah upaya untuk 
meyakinkan partner bisnisnya itu. Namun tetap saja, paranoida terhadap 
Aceh sebagai daerah konflik membuat para investor berpikir panjang.
“Bagi mereka, keamanan dan kenyamanan nomor satu. Namanya investasi 
kan untuk jangka panjang. Karenanya promosi investasi harus dilakukan 
secara terus-menerus untuk mendongkrak kepercayaan calon investor,” 
pungkasnya.
Di lain hal, Suparno yang juga Owner Restaurant Ayam Lepaas menyorot 
kesiapan masyarakat Aceh dalam menyambut investasi asing. Pemerintah 
Aceh punya pekerjaan rumah yang cukup besar untuk melakukan penyadaran 
publik sehingga masyarakat terbuka dengan pihak-pihak asing. Selama ini,
 konflik sosial yang terjadi antara masyarakat dengan perusahaan swasta 
sering sekali terjadi. Faktanya juga, tidak semua konflik tersebut sudah
 diselesaikan dengan baik.
“Itukan catatan tidak baik yang membuat calon investor khawatir. Pada
 dasarnya, itu memang dinamika. Nggak mungkin investasi itu tidak 
menimbulkan dinamika sosial. Namun semua itu harus diselesaikan dengan 
baik, biar calon investor yakin Aceh ini tidak antipati terhadap 
investor asing,” pintanya.
Dalam kesempatan yang sama, Samsul B Ibrahim, Anggota Caretaker KADIN
 Aceh menambahkan, pihaknya sebagai mitra pemerintah akan melakukan 
sejumlah upaya untuk meningkatkan gairah investasi di Aceh. Saat ini, 
KADIN Indonesia dibawah kepemimpinan Dr Rizal Ramli sedang menyiapkan 
perencanaan dan implementasi kebijakan strategis untuk meningkatkan 
kekuatan bisnis Indonesia.
“Dan Aceh menjadi salah satu daerah yang akan kita sokong untuk 
diprioritaskan. Sekarang, kami sedang mengupayakan agar Aceh bisa 
menjadi tuan rumah pertemuan Gubernur se-Sumatera yang akan membicarakan
 persoalan ekonomi global dan peluang optimalisasi investasi, rencananya
 akan dilaksanakan tahun ini” tutup Samsul.
sumber : THE GLOBE  JOURNAL 
 ">
 ">










 





Tidak ada komentar:
Posting Komentar