Kejanggalan
demi kejanggalan terus ditemukan oleh masyarakat sekitar, seperti yang
dikatakan Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan olahraga (Kadisdikpora)
Aceh Utara, Razali SPd, beberapa waktu lalu, PEMBANGUNAN gedung sekolah,
laboratorium dan gedung pendukung lainnya TELAH SIAP sejak September
2012 lalu.
Kejanggalan
lain, Ketua pelaksana proyek dinas pendidikan itu, Drs Murdani Yusuf,
yang bakal menjadi Kepala SMK N1 Pertanian dan Peternakan Sawang menolak
untuk diwawancarai dan sempat main “petak umpet” dengan wartawan, “maaf
saya sedang sibuk telpon lain kali saja, saya sibuk saya sedang di
Paloh Lhokseumawe” Katanya via telpon.
Dalam wawancara
tentang penyimpangan pembangunan SMK itu dia membantah keras dan
mengatakan tidak ada masalah dengan pembangunan SMK N1 Sawang bahkan
dia mengakui telah dipanggil oleh Kanit Tripikor Polres Lhokseumawe
beberapa waktu lalu.
“kepemimpinannya banyak masalah dan tertutup lihat saja bengkel dengan anggaran ratusan juta hanya ada beberapa kunci yang harganya 25.000 dan 2 unit motor, belum lagi lab computer, sekarang Drs Suryadi MPd diangkat sebagai Kepala Sekolah baru” Kata salah satu guru SMK N 1 Muara Batu, Aceh Utara.
Drs Murdani Yusuf juga mengakui soal papan proyek yang tidak dipasang, dia berkilah bahwa papan sudah disuruh pasang beberapa kali. Namun beliau tidak tahu menahu kenapa hingga kini belum dipasang. Berdasarkan penelusuran Acehtraffic.com papan proyek pembangunan Gedung USB SMK N 1 Sawang yang tidak menuliskan waktu siap itu ditempelkan di dalam gudang sekolah tersebut.
Wartawan
mendapat jawaban “tidak tau” tidak hanya ketika ditanya soal pemasangan
papan proyek, tapi juga mengenai rincian alokasi anggaran untuk
pembangunan tiga unit gedung SMK N 1 Sawang itu, termasuk pengadaan
perangkat mobiler senilai 72 juta dia lupa dipanglong mana dibuat. “ada
tapi dananya saya lupa, yang buat saya juga lupa siapa namanya” Katanya
ketua pendiri sekolah itu.
“eungkoh
namploeh juta leubeh bacut, panena peng bak rumoh ikula leubeh kureung
dari pada hana buet laen” Kata Hafifuddin Abdul Manaf (59) warga Ulee
Eunjey Kecamatan Bandar Baro, Aceh Utara.
Pembangunan
satu unit gedung B USB SMK N 1 Sawang dengan volume RKB 25 x 10 = 250
meter diborong oleh Zulkifli warga Babah Krueng Kecamatan Sawang, Aceh
Utara, dengan fasilitas tiga ruang belajar tanpa toilet senilai 60 juta
rupiah. “nyan dawa lom, nyoe peng sang hana meupat cok eungkoh peureuseh
tajak cok bak jeupang” Katanya.
Sementara ruang
laboratorium berukuran 36 x 10 = 360 meter dengan fasilitas tiga
ruangan senilai 75 juta yang sempat diborong oleh warga Kuta Blang,
Bireuen. “tapi dulu, sekarang tidak tau siapa yang melanjutkan, karena
ada masalah juga” Kata Zulkifli.
Para buruh
pembangunan itu juga mengatakan realisasi pembangunan gedung sekolah
tersebut tidak sesuai dengan rencana anggaran biaya (RAB), seperti pintu
seluruhnya menggunakan kayu jenis Merbau, realisasinya menggunakan
jenis kayu Meuranti, Meudang dan semaram. “kosen pintu dan jendela
sebenarnya menggunakan kayu damar, tapi yang dipasang kebanyakan cengal
dan senbarang keras” Katanya.
Tidak hanya
disitu, masyarakat Lhok Kuyuen sendiri menduga SMK N 1 Sawang memiliki
empat gedung namun yang dibangun justru tiga gedung, menurut ketua
pelaksana hal ini juga pernah dipertanyakan oleh Kanit Reskrim Polsek
Sawang. “nyan nah meutram-tram yang uleu kueh bak kudeungo, panena peut
boh ken lhe boh sagai geudong ken kalheh kupeuleumah laporan bak jih”
Kata Drs Murdani Yusuf.
Diseluruh
pelosok kecamatan Sawang, Muara Batu, Nisam, Dewantara, Aceh Utara dan
Geureugok, Bireuen beredar isu rekruitment tenaga pengajar sekolah itu
sarat kolusi dan nepotis. Tak tanggung-tanggung setiap guru harus
mengeluarkan uang 5 juta untuk lulus menjadi tenaga disitu.
informasi lain juga membenarkan sikap Drs Murdani Yusuf, dia juga pernah bekerja sebagai tenaga pengajar kontrak di SMK N 1 Muara Batu harus mengeluarkan uang untuk kepala sekolah sebesar 1 juta rupiah, tapi dikembalikan setelah mencuat ke media.
Terhadap
pembangunan proyek tidak transparan termasuk sekolah itu, Camat
Kecamatan Sawang, Aceh Utara, Ilyas Ssos, telah beberapa kali dimintai
oleh unsur Geuchik dalam rapat umum di Aula kecamatan, agar semua proyek
yang tidak transparan harus ditertipkan. “kami tidak tau ada
pembangunan itu kami tidak dikasih tau” Kata Ilyas Ssos saat musyawarah
pra Musrenbang Rabu, 27 Februari 2013, lalu.
Disamping itu,
dalam Musrenbang, Senin, 4 Maret 2013 lalu juga disebutkan selain
anggaran pembangunan SMK 1 Sawang 1,5 miliar dari APBN 2012, juga
mendapat plot anggaran tambahan senilai 400 juta dari aspirasi dewan
APBK Aceh Utara tahun 2012 untuk pembangunan pagar.
Sumber : The Aceh Traffic
Tidak ada komentar:
Posting Komentar