">

Kamis, 26 Desember 2013

Indikasi Korupsi Pada Pembangunan SMK N 1 Sawang, Camat dan Kadis Bohong

Do you want to share?

Do you like this story?

Aceh Utara  - Pembangunan gedung USB SMK Negeri 1 Pertanian dan Perikanan Sawang diatas tanah seluas 1,8 hektar milik Pemkab Aceh Utara menggunakan anggaran bantuan lansung (block Grant) dari APBN tahun 2012 senilai 1,5 miliar di Gampoeng Lhok Kuyuen Kecamatan Sawang, Aceh Utara, dituding sarat penyimpangan. 


Sebelumnya, hal tersebut dikatakan oleh Dahrul Fadli, eks kombatan GAM daerah itu,  pembangunan gedung pendidikan itu tidak transparan karena tidak memasang plang proyek sebagai mana mengacu pada Peraturan Presiden (Perpres) nomor 54 Tahun 2010 tentang pengadaan barang dan jasa (PBJ).


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-GOr0FQwIPiM2_ehHhEVwgiHzVWDJ0tV8KfQklTbkYOE9oZF9prBji0R8Dy6p-CwhrjjBj0a6Hslc6jhCgQeM8FYYe8Fyfj6rD-kMus25FRpKWlQXZEpHCNGcdYnWcJ3qnTdBD3Qfrp2G/s1600/SMKN1SawangAcehtraffic.com......jpgKejanggalan demi kejanggalan terus ditemukan oleh masyarakat sekitar, seperti yang dikatakan Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan olahraga (Kadisdikpora) Aceh Utara, Razali SPd, beberapa waktu lalu, PEMBANGUNAN gedung sekolah, laboratorium dan gedung pendukung lainnya TELAH SIAP sejak September 2012 lalu. 

Namun keyataan realisasi dilapangan pernyataan Kadisdikpora Aceh Utara, Razali SPd jelas bohong. Pantauan reporter acehtraffic.com sejak Rabu, 20 Maret 2013 pelaksanaan pembangunan proyek swakelola itu masih berjalan seperti pemasangan keramik, pembangunan pagar, toilet, jendela, cat dinding, prasarana air bersih tidak tersedia, bahkan teras dan halaman juga masih berantakan.

Kejanggalan lain, Ketua pelaksana proyek dinas pendidikan itu, Drs Murdani Yusuf, yang bakal menjadi Kepala SMK N1 Pertanian dan Peternakan Sawang menolak untuk diwawancarai dan sempat main “petak umpet” dengan wartawan, “maaf saya sedang sibuk telpon lain kali saja, saya sibuk saya sedang di Paloh Lhokseumawe” Katanya via telpon. 

Namun lima belas menit berselang dia berhasil ditemui dan diwawancarai dirumahnya “hana jadeh kujak lom, hai pue karekam nyan, peumate hp toeh long peumate nak kutem peugah haba” Pintanya seraya handphone wartawan lansung disita sementara dan dinonaktifkan.


Dalam wawancara tentang penyimpangan pembangunan SMK itu dia membantah keras dan  mengatakan tidak ada masalah dengan pembangunan SMK N1 Sawang bahkan dia mengakui telah dipanggil oleh Kanit Tripikor Polres Lhokseumawe beberapa waktu lalu. 

Menurut informasi dari tempat dia bekerja mengatakan Drs Murdani Yusuf sebagai kepala SMK N 1 Muara Batu menggunakan kas sekolah tersebut untuk keperluan mengurus kelancaran pembangunan (sertifikat tanah) SMK Pertanian di Sawang dan beberapa masalah lain yang saling berkaitan, dipanggil oleh Kanit Tripikor Polres Lhokseumawe, setelah itu  dia lansung dinota-dinaskan ke SMK N1 Pertanian dan Perairan Sawang itu.

“kepemimpinannya banyak masalah dan tertutup lihat saja bengkel dengan anggaran ratusan juta hanya ada beberapa kunci yang harganya 25.000 dan 2 unit motor, belum lagi lab computer, sekarang Drs Suryadi MPd diangkat sebagai Kepala Sekolah baru” Kata salah satu guru SMK N 1 Muara Batu, Aceh Utara.

Drs Murdani Yusuf juga mengakui soal papan proyek yang tidak dipasang, dia berkilah bahwa papan sudah disuruh pasang beberapa kali. Namun beliau tidak tahu menahu kenapa hingga kini belum dipasang. Berdasarkan penelusuran Acehtraffic.com papan proyek pembangunan Gedung USB SMK N 1 Sawang yang tidak menuliskan waktu siap itu ditempelkan di dalam gudang sekolah tersebut. 
Wartawan mendapat jawaban “tidak tau” tidak hanya ketika ditanya soal pemasangan papan proyek, tapi juga mengenai rincian alokasi anggaran untuk pembangunan tiga unit gedung SMK N 1 Sawang itu, termasuk pengadaan perangkat mobiler senilai 72 juta dia lupa dipanglong mana dibuat. “ada tapi dananya saya lupa, yang buat saya juga lupa siapa namanya” Katanya ketua pendiri sekolah itu.

Menurut seorang pemborong yang ditemui reporter Acehtraffic.com di lapangan mengatakan ongkos pembangunan satu unit gedung A Ruang Khusus Belajar (RKB+WC) berukuran 34 x 10 = 340 meter  dengan fasilitas tiga ruang belajar dan empat toilet senilai 60 Juta.


“eungkoh namploeh juta leubeh bacut, panena peng bak rumoh ikula leubeh kureung dari pada hana buet laen” Kata Hafifuddin Abdul Manaf (59) warga Ulee Eunjey Kecamatan Bandar Baro, Aceh Utara. 

Pembangunan satu unit gedung B USB SMK N 1 Sawang dengan volume RKB 25 x 10 = 250 meter  diborong oleh Zulkifli warga Babah Krueng Kecamatan Sawang, Aceh Utara, dengan fasilitas tiga ruang belajar tanpa toilet senilai 60 juta rupiah. “nyan dawa lom, nyoe peng sang hana meupat cok eungkoh peureuseh tajak cok bak jeupang” Katanya. 

Sementara ruang laboratorium berukuran 36 x 10 = 360 meter dengan fasilitas tiga ruangan senilai 75 juta yang sempat diborong oleh warga Kuta Blang, Bireuen. “tapi dulu, sekarang tidak tau siapa yang melanjutkan, karena ada masalah juga” Kata Zulkifli. 

Para buruh pembangunan itu juga mengatakan realisasi pembangunan gedung sekolah tersebut tidak sesuai dengan rencana anggaran biaya (RAB), seperti pintu seluruhnya menggunakan kayu jenis Merbau, realisasinya menggunakan jenis kayu Meuranti, Meudang dan semaram. “kosen pintu dan jendela sebenarnya menggunakan kayu damar, tapi yang dipasang kebanyakan cengal dan senbarang keras” Katanya. 

Tidak hanya disitu, masyarakat Lhok Kuyuen sendiri menduga SMK N 1 Sawang memiliki empat gedung namun yang dibangun justru tiga gedung, menurut ketua pelaksana hal ini juga pernah dipertanyakan oleh Kanit Reskrim Polsek Sawang. “nyan nah meutram-tram yang uleu kueh bak kudeungo, panena peut boh ken lhe boh sagai geudong ken kalheh kupeuleumah laporan bak jih” Kata Drs Murdani Yusuf. 

Seperti kata Kadisdikpora Aceh Utara, Razali SPd, SMK N 1 Sawang akan di buka tahun ini dan diakui oleh Pendiri sekaligus kepala sekolah itu Drs Murdani Yusuf mengatakan pada awal bulan april 2013 akan dilakukan perekrutan tenaga pengajar.



Diseluruh pelosok kecamatan Sawang, Muara Batu, Nisam, Dewantara, Aceh Utara dan Geureugok, Bireuen beredar isu rekruitment tenaga pengajar sekolah itu sarat kolusi dan nepotis. Tak tanggung-tanggung setiap guru harus mengeluarkan uang 5 juta untuk lulus menjadi tenaga disitu. 

Hal tersebut dikatakan Ibu Nurismi warga Sawang, Aceh Utara, dia mengakui telah bertemu dan menanyakan kepala sekolah disitu soal penerimaan tenaga pengajar sudah penuh. “tidak ada lagi sudah penuh 40 orang, sekarang mereka calon guru ditugaskan untuk mencari murid di Gampong-gampong seantero Sawang, kalau nggak mau ngajar siapa mereka kalau tidak ada murid” Katanya.

informasi lain juga membenarkan sikap Drs Murdani Yusuf, dia juga pernah bekerja sebagai tenaga pengajar kontrak di SMK N 1 Muara Batu harus mengeluarkan uang untuk kepala sekolah sebesar 1 juta rupiah, tapi dikembalikan setelah mencuat ke media. 

Terhadap pembangunan proyek tidak transparan termasuk sekolah itu, Camat Kecamatan Sawang, Aceh Utara, Ilyas Ssos, telah beberapa kali dimintai oleh unsur Geuchik dalam rapat umum di Aula kecamatan, agar semua proyek yang tidak transparan harus ditertipkan. “kami tidak tau ada pembangunan itu kami tidak dikasih tau” Kata Ilyas Ssos saat musyawarah pra Musrenbang  Rabu, 27 Februari 2013, lalu. 
Disamping itu, dalam Musrenbang, Senin, 4 Maret 2013 lalu juga disebutkan selain anggaran pembangunan SMK 1 Sawang 1,5 miliar dari APBN 2012, juga mendapat plot anggaran tambahan senilai 400 juta dari aspirasi dewan APBK Aceh Utara tahun 2012 untuk pembangunan pagar. 

Sementara Kadisdikpora Aceh Utara, Razali SPd hingga berita ini diturunkan belum berhasil dikonfirmasi.

Sumber : The Aceh Traffic

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Top 5 News

Contact Us About Us Privacy Help Redaksi Info Iklan F A Q