LHOKSEUMAWE-Debu beterbangan menghiasi jalan-jalan protocol Kota
Lhokseumawe, dalam sepekan terakhir ini. Tak terkecuali di depan Kantor
Walikota Lhokseumawe.
Diperparah lagi, pasca masuknya truk
pengangkut batu ‘gajah’ untuk bahan penahan abrasi di kawasan Kp 3
hingga Pusong. Eksesnya,ribuan warga terancam Ispa dan Asma.Pemerintah
Kota Lhokseumawe, dituding terkesan tak peduli dengan debu yang
mengancam lalu lalang masyarakat dalam menjalankan aktivitas maupun
anak-anak sekolah. Truk bertonase besar dengan bak terbuka alias tanpa
ditutup terpal terus melaju mengejar paket “cepat - murah” kendati jelas
merusak lingkungan.
“Yang penting proyek miliaran rupiah atas
penimbunan jalan plus aspal hot mix tetap eksis di seantero jalan
Samudera dan Malikussaleh. Soal kesehatan masyarakat terkesan Pemerintah
Lhokseumawe tutup mata saja,” kata Samsuddin warga Simpang Empat,
Lhokseumawe, mengomentari.Begitu pula komentar
Rahmad, warga Cunda, kepada Rakyat Aceh, Minggu (6/10). Kata dia,
seharusnya pemko, dapat mengingatkan kontraktor selaku penanggungjawab
kemaslahatan warga Lhokseumawe untuk tetap menjaga lingkungan yang
bersih.
Sementara itu, tanggapan ahli kesehatan melihat debu
yang mengepung Kota Lhokseumawe, menganjurkan bagi warga penderita asma
untuk menghindar lintasan yang sedang dikerjakan.“Bagi penderita asma
untuk menghindar dari jalan yang berdebu atau sedang dikerjakan saat
ini. Sebab, bagi penderita asma, debu jalanan akan menambah asma menjadi
penderita katagori berat,” kata dokter Indra Buana, Ahli Paru dan Ispa,
kepada Rakyat Aceh, Minggu (6/10).Lebih lanjut dikatakan dokter Indra
yang membuka praktek di Lhokseumawe, debu juga menjadi factor ancaman
bagi saluran napas akut. “Ini harus diwaspadai oleh warga,” ujarnya.
Sayangnya, Walikota Lhokseumawe, Suaidi Yahya yang dicoba konfirmasi
tak berhasil. Kendati di tiga nomor ponselnya melayang SMS.Pejabat nomor
satu di kota berpenduduk mencapai 175 ribu jiwa ini tetap tidak ada
balasan. Padahal sebelumnya, dianya cukup terbuka dengan wartawan saat
jadi bahan pemberitaan hangat media local maupun nasional, menyangkut
wanita yang duduk ngangkang saat berbonceng pada sepeda motor.
Kepala Dinas PU Kota Lhokseumawe, IR T Zahedi, MT, yang dihubung Rakyat
Aceh, secara terpisah mengatakan pihaknya telah mengingatkan kontraktor.
“Kita sudah ingatkan kontraktor. Ya, agar dua hari sekali untuk
disiram,” katanya.
sumber : Rakyat Aceh
LHOKSEUMAWE-Debu beterbangan menghiasi jalan-jalan protocol Kota Lhokseumawe, dalam sepekan terakhir ini. Tak terkecuali di depan Kantor Walikota Lhokseumawe.
Diperparah lagi, pasca masuknya truk pengangkut batu ‘gajah’ untuk bahan penahan abrasi di kawasan Kp 3 hingga Pusong. Eksesnya,ribuan warga terancam Ispa dan Asma.Pemerintah Kota Lhokseumawe, dituding terkesan tak peduli dengan debu yang mengancam lalu lalang masyarakat dalam menjalankan aktivitas maupun anak-anak sekolah. Truk bertonase besar dengan bak terbuka alias tanpa ditutup terpal terus melaju mengejar paket “cepat - murah” kendati jelas merusak lingkungan.
“Yang penting proyek miliaran rupiah atas penimbunan jalan plus aspal hot mix tetap eksis di seantero jalan Samudera dan Malikussaleh. Soal kesehatan masyarakat terkesan Pemerintah Lhokseumawe tutup mata saja,” kata Samsuddin warga Simpang Empat, Lhokseumawe, mengomentari.Begitu pula komentar Rahmad, warga Cunda, kepada Rakyat Aceh, Minggu (6/10). Kata dia, seharusnya pemko, dapat mengingatkan kontraktor selaku penanggungjawab kemaslahatan warga Lhokseumawe untuk tetap menjaga lingkungan yang bersih.
Sementara itu, tanggapan ahli kesehatan melihat debu yang mengepung Kota Lhokseumawe, menganjurkan bagi warga penderita asma untuk menghindar lintasan yang sedang dikerjakan.“Bagi penderita asma untuk menghindar dari jalan yang berdebu atau sedang dikerjakan saat ini. Sebab, bagi penderita asma, debu jalanan akan menambah asma menjadi penderita katagori berat,” kata dokter Indra Buana, Ahli Paru dan Ispa, kepada Rakyat Aceh, Minggu (6/10).Lebih lanjut dikatakan dokter Indra yang membuka praktek di Lhokseumawe, debu juga menjadi factor ancaman bagi saluran napas akut. “Ini harus diwaspadai oleh warga,” ujarnya.
Sayangnya, Walikota Lhokseumawe, Suaidi Yahya yang dicoba konfirmasi tak berhasil. Kendati di tiga nomor ponselnya melayang SMS.Pejabat nomor satu di kota berpenduduk mencapai 175 ribu jiwa ini tetap tidak ada balasan. Padahal sebelumnya, dianya cukup terbuka dengan wartawan saat jadi bahan pemberitaan hangat media local maupun nasional, menyangkut wanita yang duduk ngangkang saat berbonceng pada sepeda motor.
Kepala Dinas PU Kota Lhokseumawe, IR T Zahedi, MT, yang dihubung Rakyat Aceh, secara terpisah mengatakan pihaknya telah mengingatkan kontraktor. “Kita sudah ingatkan kontraktor. Ya, agar dua hari sekali untuk disiram,” katanya.
sumber : Rakyat Aceh