06 September 2013
Jakarta - Kuesioner untuk anak SMP di Kota Sabang, Aceh menuai kontroversi karena menanyakan hal-hal sensitif seputar kesehatan reproduksi. Selain ukuran kelamin, apa saja yang ditanyakan dalam kuesioner tersebut?
Dengan judul 'Kuesioner Penjaringan Kesehatan Peserta Didik Sekolah Lanjutan', kuesioner ini sebenarnya tidak secara khusus membahas kesehatan reproduksi. Di dalamnya, ditanyakan juga hal-hal lain seperti kesehatan mental, riwayat imunisasi, gangguan kesehatan yang pernah dialamin, serta gaya hidup, termasuk juga kebiasaan merokok dan olahraga.
Bagian ke-4 yang membahas kesehatan reproduksi barangkali menjadi bagian paling sensitif dari kuesioner ini. Ada 5 pertanyaan seputar pubertas yang harus dijawab oleh peserta didik putri yakni:
1. Berapakah usiamu saat menstruasi pertama? ( < 8 tahun; 8-15 tahun; >= 15 tahun)
2. Apakah menstruasi pertama kamu teratur setiap bulan? (Ya/Tidak)
3. Apakah pada saat menstruasi disertai nyeri perut hebat? (Ya/Tidak)
4. Apakah kamu pernah mengalami keputihan? (Ya/Tidak)
5. Apakah kamu pernah mengalami gatal-gatal di sekitar kemaluan? (Ya/Tidak)
Sementara itu, untuk peserta didik putra ada 3 pertanyaan yang harus dijawab, yakni:
1. Apakah kamu pernah mimpi basah? (Ya/Tidak)
2. Apakah kamu pernah mengalami kencing kuning kental? (Ya/Tidak)
3. Apakah kamu pernah mengalami gatal-gatal di sekitar kemaluan? (Ya/Tidak)
Selain itu, peserta didik putra maupun putri juga diminta memilih gambar yang paling sesuai dengan kondisinya saat ini. Untuk remaja putri tersedia 5 pilihan gambar pertumbuhan payudara dan rambut pubis (rambut kemaluan), sedangkan pada remaja putra ada 5 pilihan gambar pertumbuhan alat kelamin dan rambut pubis.
"Gambarnya hanya siluet saja, biar mereka bisa identifikasi. Mungkin kalau harus nyebutin dengan kata-kata, nggak bisa persis, kan kepanjangan dan malah lebih vulgar kalimatnya," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Dr Mafilindati Nuraini, MKes, seperti ditulis pada Jumat (6/9/2013).
Kuesioner yang baru-baru ini menuai kontroversi di Kota Sabang, Nangroe Aceh Darusalam tersebut beredar juga di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Dikatakan oleh dr Mafilindati, kuesioner itu dibuat oleh Kementerian Kesehatan dan sudah disosialisasikan sejak 2011.
Jakarta - Kuesioner untuk anak SMP di Kota Sabang, Aceh menuai kontroversi karena menanyakan hal-hal sensitif seputar kesehatan reproduksi. Selain ukuran kelamin, apa saja yang ditanyakan dalam kuesioner tersebut?
Dengan judul 'Kuesioner Penjaringan Kesehatan Peserta Didik Sekolah Lanjutan', kuesioner ini sebenarnya tidak secara khusus membahas kesehatan reproduksi. Di dalamnya, ditanyakan juga hal-hal lain seperti kesehatan mental, riwayat imunisasi, gangguan kesehatan yang pernah dialamin, serta gaya hidup, termasuk juga kebiasaan merokok dan olahraga.
Bagian ke-4 yang membahas kesehatan reproduksi barangkali menjadi bagian paling sensitif dari kuesioner ini. Ada 5 pertanyaan seputar pubertas yang harus dijawab oleh peserta didik putri yakni:
1. Berapakah usiamu saat menstruasi pertama? ( < 8 tahun; 8-15 tahun; >= 15 tahun)
2. Apakah menstruasi pertama kamu teratur setiap bulan? (Ya/Tidak)
3. Apakah pada saat menstruasi disertai nyeri perut hebat? (Ya/Tidak)
4. Apakah kamu pernah mengalami keputihan? (Ya/Tidak)
5. Apakah kamu pernah mengalami gatal-gatal di sekitar kemaluan? (Ya/Tidak)
Sementara itu, untuk peserta didik putra ada 3 pertanyaan yang harus dijawab, yakni:
1. Apakah kamu pernah mimpi basah? (Ya/Tidak)
2. Apakah kamu pernah mengalami kencing kuning kental? (Ya/Tidak)
3. Apakah kamu pernah mengalami gatal-gatal di sekitar kemaluan? (Ya/Tidak)
Selain itu, peserta didik putra maupun putri juga diminta memilih gambar yang paling sesuai dengan kondisinya saat ini. Untuk remaja putri tersedia 5 pilihan gambar pertumbuhan payudara dan rambut pubis (rambut kemaluan), sedangkan pada remaja putra ada 5 pilihan gambar pertumbuhan alat kelamin dan rambut pubis.
"Gambarnya hanya siluet saja, biar mereka bisa identifikasi. Mungkin kalau harus nyebutin dengan kata-kata, nggak bisa persis, kan kepanjangan dan malah lebih vulgar kalimatnya," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Dr Mafilindati Nuraini, MKes, seperti ditulis pada Jumat (6/9/2013).
Kuesioner yang baru-baru ini menuai kontroversi di Kota Sabang, Nangroe Aceh Darusalam tersebut beredar juga di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Dikatakan oleh dr Mafilindati, kuesioner itu dibuat oleh Kementerian Kesehatan dan sudah disosialisasikan sejak 2011.
sumber : 91.8 KISS FM Aceh