
Walaupun sempat juga terjadi insiden yaitu meledaknya bambu karena tidak sanggup menahan besarnya suara ledakan, acara berlangsung aman dan tidak sampai menimbulkan korban luka. Taufik Akbar, salah satu panitia yang ditemui saat peledakan beude trieng mengatakan, “acara ini selain untuk ikut meyemarakkan malam pergantian tahun baru juga sebagai usaha mengembalikan memori kolektif kita terhadap budaya beude trieng yang hampir dilupakan oleh mahasiswa perantauan”.
Di Aceh sendiri, budaya bakar meriam bambu ini sempat dilarang oleh oknum TNI-POLRI saat konflik berlangsung. namun di beberapa wilayah seperti Aceh Pidie, Pidie Jaya, dan Aceh Utara, budaya ini masih tetap dilestarikan hingga kini, terutama pada saat memasuki bulan puasa dan lebaran.
Selain itu, sebelum prosesi bakar meriam bambu yang menggunakan karbit, acara dimulai dengan bakar-bakar ikan tongkol dan makan-makan bersama.
“Budaya beude trieng ini akan kita jadikan prosesi rutin dalam menyambut tahun baru”
sumber : Kabar ACEH