">

Sabtu, 03 Agustus 2013

‘Beude Trieng’, Tradisi Meriam Bambu Di Aceh Menyambut Hari Raya Idul Fitri 1434 H / 2013 M

Do you want to share?

Do you like this story?

Yogyakarta tengah malam menyambut tahun baru 2013, kembang api dan petasan memecah ketenangan


kota wisata. tidak seperti biasa, mahasiswa Aceh Yogyakarta punya cara unik untuk merayakannya, lama tak mendengar suara bom dan senjata api setelah penandatanganan MOU antara pemerintah RI dan GAM di Helsinky, pada malam tahun baru ini, mereka merayakannya dengan ledakan meriam bambu, tentu saja ini menjadi perhatian khusus masyarakat yang sedang melintas di depan Asrama Aceh Meurapi duwa, bahkan banyak masyarakat yang sedang melintas di jalan Sunaryo tersebut berhenti menyaksikan aktifitas ekstrem tersebut.

Walaupun sempat juga terjadi insiden yaitu meledaknya bambu karena tidak sanggup menahan besarnya suara ledakan, acara berlangsung aman dan tidak sampai menimbulkan korban luka. Taufik Akbar, salah satu panitia yang ditemui saat peledakan beude trieng mengatakan, “acara ini selain untuk ikut meyemarakkan malam pergantian tahun
baru juga sebagai usaha mengembalikan memori kolektif kita terhadap budaya beude trieng yang hampir dilupakan oleh mahasiswa perantauan”.

Di Aceh sendiri, budaya bakar meriam bambu ini sempat dilarang oleh oknum TNI-POLRI saat konflik berlangsung. namun di beberapa wilayah seperti Aceh Pidie, Pidie Jaya, dan Aceh Utara, budaya ini masih tetap dilestarikan hingga kini, terutama pada saat memasuki bulan puasa dan lebaran.

Selain itu, sebelum prosesi bakar meriam bambu yang menggunakan karbit, acara dimulai dengan bakar-bakar ikan tongkol dan makan-makan bersama.

“Budaya beude trieng ini akan kita jadikan prosesi rutin dalam menyambut tahun baru”
 
sumber :  Kabar ACEH
Contact Us About Us Privacy Help Redaksi Info Iklan F A Q